KedaiPena.Com – Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kokok Dirgantoro menilai sosok Mayor Sunaryanta ialah sosok prajurit loyal dan profesional. Sudah sepatutnya Sunaryanta membenahi tanah kelahirannya, Gunungkidul.
“Saya sadar sekali keresahan beliau mengenai Gunungkidul terkait kemiskinan, putus sekolah, sampai ‘stunting‘,” ujar Kokok, kepada Kedai Pena, Rabu (16/9/2020).
Kokok melihat Nanta, sapaan Sunaryanta, memiliki ‘passion‘ melayani masyarakat. Sama dengan apa yang dilakukannya selama ini, melayani Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sosok Mas Nanta ini juga aktif di berbagai organisasi terkait UMKM, supir, pariwisata, olahraga dan lain-lain. Beliau ini tipe pemimpin yang mendengarkan dan menyelami kebutuhan berikut keinginan masyarakat,” menurut Kokok.
Dia tambahkan tantangan Nanta sangat unik untuk Gunungkidul. Dengan luas sekitar 1.485 km2, Gunung Kidul punya 700 ribu lebih penduduk yang tersebar di 18 kecamatan. Artinya kepadatan per km2 relatif rendah. Banyak hal bisa diolah dari pertanian, UMKM, pariwisata dan usaha turunan milik rakyat yang terkait.
“Saya memprediksi pantai akan menjadi ‘the name of the game‘ bagi Mas Nanta, dengan Gunung Kidul memiliki 60-65km garis pantai, bisa dijadikan wisata, produksi rumput laut, dan usaha-usaha lain yang menghasilkan nilai ekonomi sekaligus relatif tidak merusak alam,” lanjutnya.
Kokok lanjutkan masalah kemiskinan di Gunung Kidul masih relatif tinggi, 16-17% bakal jadi PR besar. Memang beberapa tahun terakhir, setiap tahun rasanya turun 1%, tapi masih tinggi tingkat kemiskinannya.
“Dengan APBD Rp2 triliun, saya berharap Mas Nanta bisa memaksimalkan APBD untuk rakyat hingga kemiskinan di Gunung Kidul dapat mengikuti nasional di angka ‘single digit‘,” terang Kokok.
Kokok yakin dengan jaringan dan pengalaman yang Nanta miliki, ekonomi Gunung Kidul bisa bergulir cepat.
“Selain masalah ekonomi, Mas Nanta ini saya dengar juga memiliki ‘concern‘ lingkungan terutama konservasi air. Dengan 7 bulan iklim basah (hujan), Gunungkidul perlu membuat banyak wilayah penyimpan air untuk kebutuhan musim kering. Sampah sepertinya juga akan menjadi ‘concern‘ beliau terutama di daerah pariwisata,” tuturnya.
“Demikian juga masa depan anak-anak karena masalah ‘stunting‘ di Gunung Kidul menjadi perhatiannya. Berarti sejak anak lahir, ASI eksklusif 6 bulan dan MPASI (Makanan Pendamping ASI) akan sangat diperhatikannya. Rasanya tidak banyak pemimpin yang punya target pembenahan gizi dan kesehatan anak,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan