KedaiPena.Com – Indikasi perilaku koruptif dalam pembangunan masih saja terus terjadi. Di Kabupaten Tapteng, Sumut, misalnya yang terjadi pada proyek penimbunan dan pengerasan pekarangan SMP Negeri 1 Pandan, yang diduga tidak dikerjakan alias fiktif.
Dugaan itu diungkap Ketua DPP LSM Lembaga Monitoring Politik Hukum dan Pembangunan (LMPHP) Sumut, Anton Sardion Pasaribu saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di Pandan, Kamis (24/11).
“Kami sudah turun langsung ke SMPN 1 Pandan, pengerjaan proyek itu memang tidak ada,†beber Anton.
Disebutkan, dari data yang diperoleh, proyek itu berasal dari APBD Tapteg 2016 dengan total pagu senilai Rp194 juta.
“Penunjukan langsung dengan kode rekening 10101161352. Dari hasil investigasi inilah, kami menduga bahwa pengerjaan (Proyek) itu  fiktif. Ditambah pengakuan langsung kepala sekolah SMPN 1 Pandan, tidak ada pengerjaan penimbunan dan pengerasaan di sekolahnya,†ungkapnya.
Anton mengatakan, jika proyek tersebut batal dilaksanakan, seharusnya dana itu kembali kepada negara. Begitupun ia mengaku menyayangkannya, pasalnya pengerasan pekarangan di SMP N 1 Pandan itu sangat dibutuhkan, mengingat banjir yang kerap terjadi di sekolah itu dan mengganggu proses pembelajaran.
“Kadis Pendidikan Delta Pasaribu sebagai kuasa pengguna anggaran harus bertanggung jawab atas hal ini. Hasil yang kita sampaikan saat ini masih permulaan awal. Kami masih melakukan investigasi lebih dalam mengumpulkan bukti pendukung untuk dilaporkan ke penegak hukum,†tegasnya
Kadis Pendidikan Tapteng Delta Pasaribu saat dicoba dikonfirmasi terlihat tak berada di ruang kerjanya. Menurut seorang Pegawai di Dinas itu, Kadis sedang berada diluar kantor.
â€Tak ada bang, sudah keluar, mungkin sedang istirahat,†kata pegawai itu sembari berlalu.
Saat dihubungi melalui telepon ke nomor 081286465193 dan 081360982738 yang diketahui milik Kadis Delta, dua nomor tersebut sedang tidak aktif. Begitu pula ke beberapa nomor telepon Kabid Dikmenti Bahal Simanjutak, 085297868406, 082166492521, 081262320712, 08126481340, juga sedang tidak aktif.
Sebelumnya, Kepala sekolah SMPN 1 Pandan Herry Batubara beberapa waktu mengeluhkan kondisi pekarangan sekolah yang ia pimpin yang kerap tergenang banjir. Kondisi itu sudah terjadi sejak 3 tahun terakhir. Air tak jarang meluap masuk ke dalam ruangan kelas.
“Kalau hujan pasti di sini (SMP N 1 Pandan-red) banjir, bahkan mau sampai masuk ke dalam kelas,†kata Herry.
Menurut ia, banjir itu disebabkan saluran air atau drainase yang mengelilingi komplek sekolah yang tak sanggup menampung air hujan. Pun, kontur tanah yang rendah dimana bangunan sekolah itu berada juga menjadi salah satu penyebab.
“Luapan air hujan dari sekitar mengalir ke selokan. Kondisi selokan sudah penuh, air tidak bisa mengalir hingga menggenangi sekolah, apalagi karena kondisi lapangan sangat rendah,†tutur Herry.
Kala itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Tapteng, Syamsir Hutabarat, mengaku telah mencarikan solusi penanganan banjir yang dihadapi SMP N 1 Pandan tersebut. Yakni dengan menganggarkan dana penimbunan.
“Memang sekolah itu kalau hujan selalu banjir kan, kita sudah anggarkan untuk tahun 2017 dan di programkan untuk penimbunan dan pembuatan parit sekeliling sekolah,” ucap Syamsir.
Laporan: Dom