KedaiPena.Com – Eks Menko Perekonomian Rizal Ramli menilai proyek listrik 35 ribu watt banyak mudharatnya. Namun proyek itu tidak ditunda karena banÂyak yang punya kepentingan dan banyak pejabat yang ABS (Asal Bapak Senang).
Kelompok itu memberiÂkan informasi bohong kepada Presiden Joko Widodo. Dan baru beberapa waktu lalu Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menko Maritim Luhut Panjaitan menÂgumumkan bahwa maksimum hanya 18.000-20.000 megawatt.
“Itu sudah prestasi luar biasa dibandingkan 10 tahun SBY yang hanya 7.000 megawatt,” kata Rizal di Jakarta belum lama ini.
Sementara, kalau proyek 35 ribu megaÂwatt diselesaikan tahun 2024 itu sangat realistis, dan tidak akan memberatkan keuangan PLN.
Keputusan Presiden Jokowi tetap tidak menaikkan tarif tenaga listrik hingga akhir tahun ini, dianggap Rizal sudah benar. Setelah revaluÂasi aset di 2016, atas saran kami, aset PLN naik dari Rp 500 triliun jadi Rp 1.300 triliun, sehingga kondisi keuangan PLN lebih kokoh. Equitas PLN juga naik jadi Rp 890 triliun.
“Artinya kapasitas meminjam PLN bisa sampai Rp 1.800 trilÂiun. PLN sudah lakukan sejumÂlah langkah yang benar seperti revaluasi aset, tapi cost efisiensi masih perlu ditingkatkan,” sambungnya.
Bagaimana cara meningkatÂkannya?
Rizal menjelaskan, PLN sebagai pembeli bahan baku terbesar (batu bara dan solar), sehingga bisa mendapatÂkan diskon pembelian. Kurangi trasmission loss yang saat ini 9 persen (standard internasional 3 persen).
Lalu lakukan penghematan sekitar 1 persen, atau kurang lebih Rp 900 miliar. Kemudian kurangi mark up proyek-proyek di PLN. Langkah-langkah itu akan mengurangi biaya puluhan triliun rupiah.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas