KedaiPena.Com – Pada Sabtu (20/5) kemarin, beredar video yang menggambarkan ketegangan di Pontianak. Video itu pun mendadak viral di sosial media.
Pasalnya, kelompok masyarakat yang ada di video tersebut sedang melakukan kegiatan di ruang publik pada waktu yang sama di lokasi berbeda dan berpotensi ricuh. Meski pada akhirnya, kerusuhan tersebut tidak pernah ada karena kesigapan aparat.
Kedua kelompok masyarakat melakukan ‘long march’ Aksi Bela Ulama 205 dan warga Dayak yang melakukan pawai kendaraan hias.
Ketua Komisi III DPD Bambang Soesatyo mengatakan, video tersebut sangat jelas upaya provokasi dan adu domba.
“Mengacu pada keberagaman masyarakat, aksi para provokator ini harus segera dihentikan karena sangat berbahaya. Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) perlu memberi tanggapan serius untuk menghindari kemungkinan terburuk,” papar Bamsoet sapaanya di Jakarta, Minggu (21/5) .
Polri dan BIN, kata Bamsoet, haruslah mampu mendeteksi kemungkinan itu. Sebab, kemampuan Polri dan BIN untuk mendeteksi aktivitas provokator menyebarkan ‘hoax’ perlu dibuktikan dan ditunjukan agar tumbuh efek jera.
“Dan, jika bukti-buktinya sudah mencukupi, para provokator itu harus dihadapkan pada proses hukum dengan ancaman sanksi hukum semaksimal mungkin,” ungkap dia.
Tak hanya itu, Bamsoet pun meminta, Polri dan BIN segera bertindak cepat dan responsif untuk menangkap penyebar video ini. Karena, bagaimanapun juga kondisi negara kita saat ini belum sepenuhnya kondusif.
“Hal ini harus ditanggapi dengan sangat serius. Bagaimana pun, harus diakui bahwa situasi saat ini belum terlalu kondusif. Fakta keberagaman atau kebhinekaan masyarakat kita sedang menghadapi ujian,” tandas dia.
Sebelumnya, upaya terbaru para provokator mengadudomba antarkelompok masyarakat tampak sangat jelas di Pontianak, Kalimantan Barat, pada Sabtu (20/5).
Sepanjang hari itu, beredar video yang menggambarkan kerusuhan terjadi di Pontianak. Padahal, tidak ada peristiwa luar biasa di kota itu pada akhir pekan kemarin.
Kepolisian setempat pun buru-buru memastikan video-video itu ‘hoax’. Setelah ditelusuri, video yang viral sepanjang hari itu adalah video lama yang memuat informasi peristiwa tahun 2015.
Laporan: Muhammad Hafidh