Ditulis Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
RELAWAN Pro Jokowi (Projo) menilai dukungan Presiden Jokowi ke Menhan Prabowo Subianto bukan basa basi. Sementara PDIP menilai hal itu hanya hiruk pikuk yang menghabiskan energi.
Hal ini merupakan buntut dari pernyataan Joko Widodo yang menyebut 2024 adalah jatah Prabowo. Pernyataan inilah, yang menimbulkan kontroversi.
Ketua Bapilu PDIP Bambang Pacul menilai Projo hanya berpersepsi bahwa Jokowi mendukung Prabowo. Jika persepsi itu dikomentari lagi, menurutnya energi akan habis sia-sia.
“Kita kan meloncat dari persepsi ke persepsi terus-menerus. Menurut saya sih kalau kita meloncat dari satu persepsi ke persepsi ini, energi kita sebagai anak bangsa susah. Banyak energi terbuang sia-sia,” ujarnya. (27/11/2022).
Projo sendiri, saat kampanye Pilpres 2019 sangat keras mengkritik Prabowo. Seluruh pendukung Jokowi termasuk Projo, melakukan serangan politik yang keras ke kubu Prabowo. Isu pelanggaran HAM, selalu dijadikan materi kampanye berulang.
Politik dalam sistem demokrasi memang menjijikan. Tidak ada lawan abadi, yang ada hanya kepentingan pribadi.
Dulu, Prabowo menyerang kubu Jokowi antek asing, antek aseng. Tapi begitu ditawari dan dijadikan menteri Jokowi, kritik itu menguap.
Nampaknya, PDIP yang saat ini berang Projo menjadi Prowo (Pro Prabowo), suatu saat akan berubah juga jika nantinya Projo mendukung calon dari PDIP. Hubungan politik dan narasi dukungan yang tercipta, sangat pragmatis dan tergantung pada kepentingan.
Projo nampaknya juga sedang berupaya mencari bantalan, setelah gagal mengendorse narasi Jokowi tiga periode atau tunda Pemilu. Projo butuh patron, baik untuk tujuan gizi politik, akses kekuasaan maupun jalan untuk mencari perlindungan.
Projo melihat sosok Jokowi tidak lagi dapat dijadikan sandaran. Ini juga menjadi konfirmasi, era Jokowi akan segera berakhir.
Sementara Projo melihat, kecondongan Jokowi ke Prabowo ketimbang ke PDIP. Bahkan, boleh jadi tindakan Projo ini atas restu atau bahkan perintah Jokowi.
Itu artinya, konversi Projo menjadi Prowo bukanlah inisiatif seorang Budi Arie Setiadji. Melainkan boleh jadi atas arahan bahkan perintah dari ikon Projo, yakni saudara Jokowi.
(***)