KedaiPena.com – Penerapan program makan siang gratis, yang selama ini diusung oleh Paslon Nomor Urut 2 Prabowo-Gibran, pada tahun 2025, dikhawatirkan akan memicu inflasi bahan makanan.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi ‘rebutan’ makanan antara masyarakat umum dan pemerintah ini akan memicu inflasi, jika dilakukan tanpa persiapan yang baik.
“Beras, minyak goreng, daging, telur, sembako dan yang lainnya akan menjadi rebutan,” kata Bhima pada Selasa, (27/2/2024).
Ia juga meragukan jika program ini akan meningkatkan permintaan dari sisi belanja pemerintah dan memicu multiplier effect terhadap perekonomian nasional. Karena bahan makanan di Indonesia lebih banyak berasal dari impor, seperti beras.
“Jadi, program ini justru paling menguntungkan bagi para importir, bukan masyarakat kecil. Importir susu diuntungkan, importir beras diuntungkan, importir kacang kedelai diuntungkan,” ucapnya.
Ketika cadangan bahan makanan dalam negeri tidak mencukupi, potensinya adalah kenaikan harga.
“Ketika itu terjadi, harga makanan bisa jadi sangat tinggi dan ini sangat berisiko,” ucapnya lagi.
Bhima menyatakan sebaiknya pemerintah tidak terburu-buru dan harus memastikan ketersediaan bahan makanan dalam negeri.
“Kalau sudah dipersiapkan, maka program ini akan siap dari sisi anggaran dan juga infrastruktur untuk melaksanakan programnya. Kalau tidak, yang rugi kemudian adalah masyarakat umum,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa