KedaiPena.Com – Spirit Indonesia Incorporated yang disuarakan Menpar Arief Yahya ikut direspon Jawa Barat. Salah satu program prioritas Kemenpar di 2017, air connectivity, direspon dengan kesiapan membangun bandara yang akan terhubung dengan sejumlah destinasi wisata keren di Jawa Barat.
“Pariwisata itu punya prospek paling cerah. Karenanya program prioritas
Kemenpar harus didukung. Khusus air connectivity, kami siapkan Bandara
Citarate, Bandara Nusawiru dan Bandara Kertajati,†terang Wakil
Gubernur jawa Barat, Deddy Mizwar di sela Rakor III Sekolah Perguruan
Tinggi Pariwisata se-Indonesia di Hotel Mercure, ditulis Rabu 15 Maret 2017.
Dari paparannya, Bandara Nusawiru hanya tinggal direnovasi saja. Saat
ini sedang dalam proses perpanjangan landasan pacu atau runway hingga
mencapai 2200 meter. “Nusawiru akan dibantu pusat untuk perpanjangan
runway. Lahannya sudah siap tinggal menunggu pembangunan konstruksinya saja,” ujar Deddy.
Setelah tuntas dibangun, Nusawiru nantinya bisa didarati pesawat jenis
Air Bus. Akses menuju Green Canyon yang hanya terpaut 6 km, Pantai
Batu Karas yang berjarak 12 km, dan Pananjung, Pangandaran yang
terpaut 30 km dari Nusawiru langsung terbuka lebar. Panorama alam
pantai di Jawa Barat yang disebut-sebut lebih bagus dari Bali juga
bisa dengan cepat dikunjungi wisatawan.
Hal lain yang ikut disupport adalah akses menuju Geopark Ciletuh.
Geopark di Kabupaten Sukabumi itu nantinya akan disambungkan dengan
Bandara Citarate. “Ini sekaligus untuk memuluskan jalan Geopark Ciletuh masuk ke dalam jaringan geopark dunia atau Unesco Global Geopark,†ucap Deddy.
Ngototnya Jawa Barat membangun Bandara Citarate ini bukan tanpa sebab. Saat ini, Geopark Nasional Ciletuh menjadi wakil tunggal Indonesia yang diorbitkan masuk ke dalam Unesco Global Geopark (UGG) atau jaringan geopark dunia. Dua wakil lainnya, Geopark Rinjani dan Geopark Toba, gagal di tahap seleksi.”Bandara Citarate ini akan menjadi gerbang masuk ke Geopark Ciletuh,†kata dia.
Satu bandara lainnya, adalah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
yang sedang dibangun di Kertajati Majalengka. Ini diklaim sebagai
Bandara daerah terluas di Indonesia dan menjadi Bandara kedua terbesar
setelah Bandara Soekarno Hatta di Kabupaten Tangerang.
“Luas Bandara Kertajati yaitu 1800 hektare. Ada juga lahan seluas 3200
hektar yang digunakan untuk aero city. Ini bisa dimanfaatkan dengan
baik untuk pengembangan wilayah dan pariwisata yang ada di Cirebon
Raya,â€ungkap Deddy.
Bandara Kertajati ini dibangun untuk menggantikan fungsi dari Bandara
Husein Sastranegara di Bandung. Bandara ini memiliki luas lahan 1.800
hektar dan akan dilengkapi dengan akses tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan,
juga akses kereta. Luas terminalnya mencapai 92.000 meter persegi yang
bisa menampung 5-6 juta penumpang. Bila sudah beroperasi pada akhir
2017 atau awal 2018 nanti, runway Bendara Kertajati akan mengalahkan
panjang runway Bandara Soekarno-Hatta yang berukuran 3.660 meter. Saat ini, untuk runway terpanjang di Indonesia dimiliki Bandara Hang Nadim (Batam) yaitu 4.025 meter.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi dukungan dari Pemprov Jawa barat
tadi. Air Connectivity atau akses udara tadi, diyakini Menpar Arief
Yahya akan mampu memperbesar daya angkut penumpang menuju destinasi wisata. “Pak Wagub Deddy Mizwar sudah sangat paham pariwisata, dan tahu apa yang harus disupport buat pengembangan destinasi wisata. Air connectivity ini salah satu yang sangat krusial bersama amenitas. Saya senang, pelan-pelan hal itu sudah mulai dibenahi,†jelas Menpar Arief Yahya.
Dalam teori manapun, air connectivity atau jembatan udara memang
sangat krusial. Sangat urgent untuk disentuh. Faktanya, 75% wisatawan
masuk ke tanah air dengan airlines. Lalu 24% dengan penyeberangan, dan
1% di perbatasan. “Kecuali Batam dan Bintan yang ada Kepri, semua
wisman masuk lewat udara. Langkahnya sudah tepat. Bangun bandara internasional, sentuh yang terbesar dulu untuk quick win,†katanya.
Laporan: Anggita Ramadoni