KedaiPena.Com – Kabar bocornya data kependudukan sebanyak 2,3 juta dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan dijual oleh hacker di forum dark web dinilai hanya untuk membuat kisruh semata di tengah pandemi.
Hal tersebut disampaikan oleh Profesor IT Marsudi Wahyu Kisworo saat menanggapi kebocornya data yang dinformasikan pertama kali oleh akun @underthebreach.
“Ini hanya upaya bikin isu dan kisruh ketika kita semua sedang menghadapi pandemi,” kata pria yang masih tercatat sebagai akademisi Perbanas Institute kepada wartawan, Jumat, (22/5/2020).
“Kalau memang mau mendapatkan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) enggak usah meretas KPU atau beli dari hacker,” sambung dia.
Marsudi melanjutkan, secara Undang-undang (UU), memang setiap peserta pemilu diberikan softcopy DPT juga dan bisa saja sumbernya dari mereka.
“Data DPT kan memang terbuka bisa diakses siapa saja. Makanya dulu ada yang ngaku profesor punya data DPT dan ngakunya menemukan DPT siluman segala,” tandas eks Rektor Perbanas Institute ini.
Sebelumnya, akun twitter @underthebreach mengumumkan adanya kebocoran data. Data tersebut berukuran 2,35 GB disebar di forum hacker bernama Reidforum.com. Hacker ini mengklaim memiliki 200 juta data DPT yang akan segera disebarkan.
Menanggapi hal tersebut, Komisioner KPU Viryan Aziz mengatakan KPU sedang melakukan penyelidikan atas informasi ini. Pihaknya juga sedang melakukan pengecekan kondisi server data.
“KPU RI sudah bekerja sejak tadi malam menelusuri berita tersebut lebih lanjut, melakukan cek kondisi intenal (server data) dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait,” ujar Viryan, Jumat (22/5/2020)
Dia menyebut data yang beredar merupakan DPT Pemilu 2014 dengan meta data 15 November 2013. Data ini bersifat terbuka, dan dapat diakses semua orang. Karena sifat keterbukaan pada saat Pilpres 2014 maka DPT bisa didownload per TPS. Namun, data tersebut tidak seluruhnya dibuka.
Viryan juga menyebut jumlah DPT pada 2014 tidak mencapai 200 juta. Melainkan sebanyak 190 juta. “Jumlah DPT Pilpres 2014 tak sampai 200 Juta, melainkan 190 Juta,” tutupnya.
Laporan: Sulistyawan