KedaiPena.com – Jauh api dari panggang. Begitulah gambaran terkait target pemerintah untuk menyediakan 1 juta barrel pada tahun 2030. Hal ini dinyatakan sebagai akibat tak kompetennya para pimpinan sektor hulu migas.
Pengamat Migas CERI, Yusri Usman menyebutkan saat ini produksi Indonesia hanya 670 ribu BOPD. Terpaut sangat jauh dari kebutuhan konsumsi Indonesia, yang mencapai 1,5 juta BOPD.
“Kalau ditanya ya tekor banyak. Dari jumlah itu pun, hanya 70 persen yang merupakan bagian Pertamina dan negara. 30 persennya lagi milik KKKS,” kata Yusri saat dihubungi, Rabu (20/4/2022).
Ia menyebutkan alasannya adalah karena pemegang tampuk pimpinan sektor hulu Migas bukanlah seseorang yang kompeten dalam bidang eksplorasi migas.
“Tak ada yang berlatarbelakang migas bidang eksplorasi. Contohnya, kepala SKK Migas, itu kan dari bidang semen,” ungkapnya.
Karena tak berkompetensi ini lah, yang menyebabkan akhirnya eksplorasi tidak banyak dilakukan. Sehingga, produksi minyak hanya bergantung pada sumur tua yang telah beroperasi lama.
“Cadangan masih banyak, khususnya di laut dalam. Karena risiko tinggi, Pertamina kurang berani gambling di eksplorasinya. Karena sekali gagal bisa hilang uang, sampai dengan 400 hingga 500 juta Dollar Amerika,” tandasnya.
Laporan: Hera Irawan