KedaiPena.Com- Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion atau IPO Dedi Kurnia Syah menilai penegasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak akan berkampanye pada Pilpres 2024 merupakan pembelaan diri dari banyak kritik civitas akademika di tanah air.
Hal itu disampaikan Dedi menanggapi bantahan Presiden Jokowi atas spekulasi yang beredar bahwa dirinya akan ikut hadir dalam kampanye akbar salah satu kandidat capres dan cawapres pada 10 Februari 2024 mendatang.
“Statemen itu rasanya hanya pembelaan setelah banyak perguruan tinggi yang mengkritik keras atas manuver Jokowi di Pilpres 2024,” kata Dedi, Kamis,(8/2/2024).
Dedi menilai, penegasan Jokowi tidak akan berkampanye kurang cukup. Menurut Dedi, Jokowi sedianya harus menyatakan diri mundur dari jabatan Presiden guna menepis dan menjawab kritik para civitas akademika saat ini.
“Tetapi itu tidak cukup, seharusnya Jokowi menyatakan diri mundur dari jabatan Presiden,” papar Dedi.
Apabila tidak mundur, kata Dedi , status warga sipil yang tersemat kepada Jokowi bisa membuatnya leluasa mengampanyekan sang anak Gibran Rakabuming Raka 24 jam tanpa jeda.
“Dan tentu tidak ada suatu apapun yang ia langgar,” ungkap Dedi.
Dedi mengakui dampak kritik civitas akademika hingga unjuk rasa mahasiswa akan sangat luas bagi Presiden Jokowi. Presiden Jokowi, lanjut Dedi, akan sulit menyelamatkan jabatanya disisa masa pemerintahannya.
“Tentu, meskipun ia tidak juga selamat karena sudah terlanjur jauh berupaya berkuasa kembali, mulai dari wacana perpanjangan masa jabatan, penambahan periode, dan yang tercapai melalui cawapres Gibran ini,” pungkas Dedi.
Laporan: Sabilillah