KedaiPenaCom – BEM Seluruh Indonesia (SI) tidak puas dengan aksi yang diselenggarakan, Senin, (21/10/2019), di depan Gedung Indosat, Jakarta. Ketidakpuasan itu berasal dari belum dipenuhi sembilan tuntutan mahasiswa oleh Presiden Jokowi.
Atas sikap cuek pemerintah, mahasiswa bakal menggelar aksi lanjutan dengan membawa isu yang sama. Meski mahasiswa tidak merinci rencana aksi lanjutan tersebut.
Diketahui, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI menyelesaikan aksinya di depan Gedung Indosat, Jakarta, Senin (21/10/2019) pukul 18.30 WIB.
Aksi selesai dilaksanakan setelah empat jam mahasiswa berorasi di lokasi.
“Ke depan, akan kami buktikan dengan eskalasi massa yang lebih besar dari hari ini,” kata seorang orator dari BEM SI sebelum membubarkan diri, Senin ini.
Adapun sembilan tuntutan mahasiswa yakni pemerintah menyelesaikan segala mafia dan kartel ekonomi, serta
wujudkan ekonomi kerakyatan, dengan mengutamakan kesejahteraan buruh, desa dan penguatan BUMN.
Tuntutan berikutnya, mahasiswa meminta penuntasan kasus pelanggaran HAM masa lalu, menolak pelemahan pemberantasan korupsi dan tolak keterlibatan pelanggar HAM dalam pemerintahan.
Tuntutan lainnya, mahasiswa meminta reformasi dunia pendidikan. Terutama untuk mewujudkan pendidikan yang murah, mudah diakses, demokratis,dan menolak segala liberalisasi serta komersialisasi.
Selanjutnya mahasiswa menuntut dilakukannnya reforma agraria sejati dengan orientasi kesejahteraan petani, keterlibatan masyarakat adat, dan menolak segala jenis perampasan lahan.
Mahasiswa juga menuntut pemerintah membangun poros maritim dunia. Caranya dengan kedaulatan di bidang sumber daya laut dan kesejahteraan nelayan.
Mahasiswa juga menuntut pemerintah menerapkan pemerataan infrastruktur yang mengedepankan kepentingan rakyat dan menolak setiap pelanggaran HAM dalam pembangunan.
Berikutnya mahasiswa menuntut terwujudnya sistem jaminan sosial kesehatan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat.
Mahasiswa pun menuntut pemerintah mewujudkan kesetaraan gender dan tingkatkan keterlibatan wanita dalam pengambilan kebijakan publik.
Terakhir mahasiswa menuntut tindakan tegas atas semua perusak lingkungan dan wujudkan kebijakan lingkungan yang mengutamakan HAM dengan menolak kepentingan investor.
Soroti Janji Presiden Jokowi
Ketua Dewan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Sultan Rifandi menyoroti janji Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang belum dituntaskan di periode pertama memimpin Indonesia.
Bahkan, BEM UIN Jakarta memberi rapot merah bagi kinerja Jokowi di periode pertama.
Hal tersebut disampaikan oleh BEM UIN Jakarta yang turut menggelar aksi bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI di depan Gedung Indosat, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).
“Ini yang perlu kami tegaskan bahwa ada rapot merah ketika kabinet Pak Jokowi lalu saat bekerja,” kata Ketua Dewan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Sultan Rifandi dalam orasinya di depan Gedung Indosat, Jakarta.
Atas rapot merah itu, BEM UIN Jakarta turun menyuarakan aspirasi ke Jokowi. BEM UIN Jakarta menginginkan Jokowi menuntaskan janji politiknya.
Meski di sisi lain, Sultan sedikit kecewa karena UIN Jakarta bersama BEM SI tidak bisa menggelar aksi di depan Istana Negara. Aksi mahasiswa hanya bisa diselenggarakan di depan Gedung Indosat.
Menurut Sultan, Jokowi tidak berpihak ke rakyat ketika demonstrasi mahasiswa dihalangi untuk menuju Istana Negara. “Ini menandakan bahwa keberpihakan pak Jokowi jauh dari rakyat Indonesia,” sindir dia.
Menutup orasinya, Sultan menyinggung tentang potensi hilangnya partai oposisi bagi pemerintahan Jokowi. Saat ini, partai tampak bersatu membentuk satu barisan koalisi bagi pemerintahan Jokowi.
“Ingat, lima tahun ke depan mungkin tidak ada partai politik yang oposisi, tidak ada partai politik yang mengkritisi, tetapi mahasiswa akan menjadi partai nonstruktural, akan menjadi partai tanpa kepentingan, tanpa jabatan. Mahasiswa akan setia pada kepentingan rakyat,” timpal dia.
Laporan: Muhammad Hafidh