KedaiPena.Com – Peran negara dalam membuat regulasi terkait dengan jenis harga BBM pengganti Premium dan Pertalite yang akan dihapuskan menjadi sangat penting. Pasalnya, peran negara untuk menetapkan harga BBM sesuai dengan mandat konstitusi.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti merespons rencana pemerintah untuk menghapus bahan BBM beroktan rendah pada 2022 mendatang, seperti Pertalite (90) dan Premium (88).
Jika wacana tersebut direalisasikan, pemilik kendaraaan yang berbahan bakar kedua jenis bensin tersebut harus beralih pada jenis lain yang oktannya lebih tinggi, seperti Pertamax (92) dan Pertamax Turbo (98).
“Transisi perlu dilakukan, lalu (peran) pemerintah dalam (membuat regulasi) harga BBM ini juga sangat penting dan perlu didorong,” tegas Dyah Roro seperti dikutip KedaiPena dalam sebuah video wawancara dengan stasiun TV Swasta, Selasa, (28/12/2021).
Dyah Roro menyarankan, sebaiknya penetapan harga BBM pengganti Premium dan Pertalite dapat dilakukan secara berskala oleh pemerintah.
“Misalnya 3 hingga 6 bulan untuk melihat trendnya seperti apa, agar masyarakat bisa terbiasa dengan regulasi atau sistem regulasi berkaitan haga BBM sendiri,” jelas Politikus Partai Golkar ini.
Dyah Roro melanjutkan, sosialisasi penghapusan jenis BBM Premium dan Pertalite ini juga perlu ditekankan serta diefektifkan.
“Agar rakyat itu tidak kaget,” papar Dyah Roro.
Meski demikian, Dyah Roro mengakui, jika membedah ulang emisi karbon di Indonesia saat ini cukup parah. Terdapat 34 persen berkontribusi dari sektor energi.
Sedangkan untuk sektor transportasi, lanjut Dyah Roro, secara keseluruhan memberikan kontribusi sebesar 8, 45 persen kepada emisi karbon.
“Jadi BBM oktan lebih dari 91 diharapkan dapat (digunakan) di sektor transportrasi. BBM dengan oktan di atas 91 memiliki kualitas lebih bagus dan berdampak (baik) kepada lingkungan,” tegas Dyah Roro.
Dyah Roro mengungkapkan, setelah mempelajari BBM dengan RON di atas 91 ini juga memberikan banyak manfaat lain seperti membuat mesin lebih awet dan terjaga dari karat.
“Dan ini bisa lebih efisien,” pungkas Dyah Roro.
Laporan: Muhammad Hafidh