KedaiPena.Com – Begawan Ekonomi Rizal Ramli mengungkapkan, dirinya telah memprediksi sejak 1,5 tahun lalu bahwa perekonomian Indonesia dari tengah menuju lampu merah.
“Kurang lebih banyak yang tepat, karena kita analisa itu tidak hanya kualitatif, tetapi juga dengan kuantitatif,” kata RR sapaanya dalam diskusi virtual di Forum Alumni Perguruan Tinggi Indonesia (FAPI) dengan “Tema Perekonomian Indonesia: Fakta, Harapan dan Solusi”, Senin, (22/6/2020).
Tidak hanya pada makro, pria yang dijuluki rajawali ngepret ini, juga menjelaskan prediksinya dari segi korporasi.
“1,5 tahun lalu, diprediksikan Indonesia akan menuju lampu merah, dari segi korporasi, banyak perusahaan zombie, hasil operasionalnya tidak mampu membayar bunga utang. Saat ini Indonesia banyak utang bukan hanya swasta, tapi pemerintah dan BUMN,” papar RR.
RR pun menilai, bahwa saat awal masuknya virus Covid-19 ini pemerintah saling membantah dan mengakibatkan kehilangan waktu untuk mengantisipasi hal tersebut.
“Dua bulan pertama pemerintah sibuk saling membantah-bantah, bahkan sampai mau menyewa buzzer untuk mengatasi Corona. Berbeda dengan Vietnam, dia langsung menutup perbatasan dan angkanya tidak tinggi, sedangkan kita kehilangannya waktu 2 bulan untuk mengantisipasi Corona,” ujar RR.
Bahkan, RR menilai, jika pemerintah dapat cepat respon dapat mempercepat penanganannya.
“Kita selalu ragu-ragu, kalau kita cepat respon reaksinya ini kurvanya penanganannya seperti huruf ‘V’, tetapi kita tidak jelas penanganannya recovery nya 1 sampai 1,5 tahun, pertanyaan kuat tidak bangsa kita menangani hal tersebut,” paparnya.
Ia pun mengkhawatirkan, hal tersebut dapat menjadikan perubahan sosial politik, karena banyak masyarakat kejenuhan dan kekesalan.
“Mengingatkan pemerintah agar tidak menjadikan ajang mumpung karena virus Covid-19 ini. Mumpung karena Corona, ini defisit gara-gara Corona dan perekonomian gara-gara Corona,” tambahnya.
Selain itu, RR menyarankan, agar pemerintah dapat menyelesaikan permasalah Corona dan memberikan bantuan kepada masyarakat miskin atau buruh harian, dan fokus pada produksi makanan.
“Kita pompa terus produksi makanan, dalam arti kita bantu dan kita genjot bantuan, misal Rp200 triliun, berapa kali itu kita dapat panen. Setelah Corona kita dapat menjadi gudang pangan,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi