KedaiPena.Com – Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun menilai gejolak kepemimpinan di dalam Partai Golkar dalam tiga tahun terakhir mengindikasikan ada kekuatan yang memiliki kepentingan dan berperan besar terhadap kondisi partai kuning saat ini.
Untuk diketahui partai berlambang pohon beringin ini pernah mengalami dualisme kepemimpinan, yaitu kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono dalam kurun 2015-2016.
Dualisme ini berakhir dengan terpilihnya Setya Novanto sebagai ketua umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) partai tersebut pada 2016 lalu.
Namun, posisi Setnov sendiri kembali digoyang lantaran terbelit dalam kasus korupsi proyek e-KTP pada 2011-2012 lalu.
“Partai bermasalah kan menunjukan tanda tanya, ada yang ngerjain Golkar? Sebab, saat terjadi kasus Agung Laksono dan ARB itu kan aktornya Pak JK (Jusuf Kalla) dan LBP (Luhut Binsar Panjaitan), sekarang sama. Saya kira pertarungan dua faksi besar itu,” jelas Ubed di Jakarta Sabtu (1/12).
Kendati demikian, Ubed menyatakan bahwa kedua faksi ini, tidak lagi bertarung satu sama lain karena telah bersatu untuk menjatuhkan Setnov dari kursi Ketua Umum Partai Golkar.
“Kalau sudah disitu ada masalah pragmatis. Ada hal pragmatis yang mereka sepakati, masalah proyek, bukan murni perubahan Golkar secara idealis,” tutup mantan aktivis 98 ini.
Laporan: Muhammad Hafidh