KedaiPena.Com – Indonesia negara yang kaya akan sumber daya alam dan manusia, tetapi rakyatnya saat ini hidup dalam ketimpangan dan kemiskinan.
Hal tersebut dialami oleh rakyat Indonesia selama 70 tahun lebih usia Ibu Pertiwi.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketum Gerindra, Prabowo Subianto dalam buku yang berjudul “Paradoks Indonesia”.
Buku ini merupakan gambaran kegelisahan Prabowo atas situasi bangsa Indonesia sekarang.
Dalam buku dengan total 138 halaman ini, Prabowo menyebutkan, bahwa ekonomi Indonesia selama ini mengalami sakit yang berkepanjangan. Hal tersebut disebabkan karena telah salah urus.
Prabowo dalam buku tersebut juga membandingkan ekonomi Indonesia dengan Tiongkok yang sudah maju seperti saat ini.
Ia mengatakan dari tahun 1985 sampai 2015 Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok telah meningkat hingga 35 kali lipat.
Hal itu berbanding terbalik dengan Indonesia yang hanya meningkat 10 kali lipat dalam kurun waktu 15 tahun.
Prabowo pun menekankan majunya pertumbuhan ekonomi tiongkok lantaran mereka betul-betul mengimplementasikan prinsip “State Capitalism” yang artinya seluruh cabang produksi penting yang menguasai hajat hidup orang banyak dan sumber daya alam dikuasai oleh negara.
Di Tiongkok, kata Prabowo, pengelolaan cabang-cabang produksi penting dan sumber daya alam dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruhnya dikuasai penuh oleh negara.
Tiongkok juga menjadikan BUMN sebagai ujung tombak pembangunan ekonomi negaranya.
“Sebagai contoh, pada tahun 1984, Tiongkok mendirikan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC). 33 tahun kemudian, ICBC adalah bank terbesar di dunia dan 100 persen dimiliki oleh Pemerintahan Tiongkok,” tutur Prabowo.
Sementara itu Indonesia, lanjut Prabowo, walaupun berbunyi dari pasal 33 UUD 1946 hampir sama dengan prinsip kapitalisme negara ala Tiongkok yang mewajibkan seluruh produksi penting yang menguasai hajat hidup orang banyak dan sumber daya alam, malah banyak menyerahkan pengelolaan ekonomi kita ke mekanisme pasar.
“Dengan kata lain, kita tidak secara sungguh-sungguh menjalankan pasal 33 UUD 1945. Sementara, Tiongkok menjalankannya,” ujar Prabowo.
Prabowo pun menjelaskan alasan tersebut yang membuat dirinya mengatakan ekonomi Indonesia sakit. Prabowo menekankan bahwa sakitnya adalah karena salah urus. Pengelolaan ekonomi Indonesia saat ini tidak sesuai dengan amanat sistem ekonomi pasal 33.
“Malah saat ini kita terperangkap dalam sistem ekonomi oligarki, baik ditingkat nasional dan juga banyak di tingkat daerah,” pungkas Prabowo.
Laporan: Muhammad Hafidh