KedaiPena.com – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adib Khumaidi mengatakan pernyataan Prabowo Subianto yang akan membuka 300 fakultas kedokteran adalah berlebihan.
“Kenapa? Karena yang jadi masalah belum terselesaikan. Apa saja yang jadi masalah? Pembiayaan pendidikan kedokteran yang mahal. Yang bisa intervensi ini negara. Kalau buka 300 fakultas, tapi tidak memenuhi aturan dan kebutuhan, 5 tahun ke depan yang ada malah overload dokter yang pengangguran,” kata Adib pada awak media, Selasa (6/2/2024).
Ia mengingatkan bahwa biaya sekolah kedokteran relatif mahal, sehingga sangat disayangkan jika setelah lulus malah tidak mendapatkan pekerjaan.
“Yang kita butuhkan saat ini bukan dokter umum, tapi yang dibutuhkan adalah kebutuhan dokter spesialis. Sedangkan pembukaan 300 fakultas kedokteran itu akan mencetak dokter umum,” ungkapnya.
Jadi, menurut Adib, yang seharusnya ditingkatkan adalah dokter spesialis, yang didasarkan pada kebutuhan per wilayah dan masalah kesehatan di setiap wilayah.
“Mereka bisa disekolahkan oleh pemerintah, mulai dari beasiswa, yang jika mereka kembali ke daerah akan menjadi dokter spesialis. Bukan membuat 300 fakultas kedokteran, ini yang perlu kita jawab terkait kebutuhan, sehingga ada link and match antara permintaan dan pasokan. Jangan sampai ada tenaga medis yang tidak mendapat pekerjaan,” kata Adib.
Berdasarkan data terbaru IDI, jumlah total dokter umum dan spesialis dari Konsil Kedokteran saat ini 226.190 orang. Perinciannya, dokter umum sebanyak 173.247 orang dan dokter spesialis 52.943 orang. Namun, dari seluruh jumlah dokter tersebut setidaknya 160.000 orang masih ada di wilayah Indonesia Barat.
Laporan: Ranny Supusepa