KedaiPena.Com – Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka khawatir dengan kampanye SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).
Politik identitas ini dilakukan tidk secara terbuka di sosial media, tapi dalam pertemuan-pertemuan terbatas.
Sebab bukan hanya berdampak terhadap elektabilitas-popularitas, tapi juga menyebabkan perpecahan di masyarakat.
Demikian disampaikan Direktur Komunikonten Prabowo-Gibran, Hariqo Wibawa Satria di Jakarta, ditulis Rabu (13/12/2023).
“Tapi kalau kampanye hitam saya rasa tidak berpengaruh. Kayak ada yang bilang pilih pemimpin yang punya istri, atau jangan pilih penculik. Saya tanya yang bikin survei, gak berdampak juga (terhadap elektabilitas),” tegas dia
Dia mengatakan, biasanya yang terdampak kampanye hitam adalah Gen Milenial dan Gen X. Sementara Gen Z terhitung malas membahas hal itu.
“Gen Z ini sudah bisa berfikir ada sisi buruk dan baik. Ketidaksempurnaan bagian dari manusia. Makanya film ‘superheroes’ gak terlalu laku di Gen Z. Kalaupun ada, bisa jadi ‘superheroes’-nya mati,” lanjut Hariqo.
Gen Z, lanjut dia, punya protokol kritis. Semisal isu penculikan yang dilakukan Prabowo, maka kemudian bisa dijelaskan kondisi obyektif. Termasuk fakta bahwa yang diculik, semisal Andi Arief dan Faisol Riza masih hidup.
“Intinya kita tidak bisa menutupi kelemahan seseorang di media sosial. Tapi kalau kelemahan itu sudah menyangkur moral, korupsi, hukum, maka tamat,” tambah dia.
Fakta lain yang juga menarik, lanjut dia adalah Prabowo tidak pernah menyerang Ganjar dan Anies. Tapi di sisi lain, Anies menyerang Jokowi dan Ganjar serang Prabowo. Artinya Prabowo mau belajar untuk tidak menyerang lawan politik saat kampanye.
“Dan sampai pemilihan harus ada ‘element of surprise’ sampai hari pencoblosan. Ada orang baru yang berpengaruh yang mendukung Prabowo agar bisa menang Pilpres 2024,” tandas Hariqo.
Laporan: Ranny Supusepa