KedaiPena.Com – PPKM Level 4 Jawa- Bali akan berakhir pada Senin, (2/8/2021). Masyarakat sendiri masih menunggu keputusan pemerintah terkait dilanjut atau tidaknya penerapan PPKM Level 4 ini.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo berharap, apapun keputusan pemerintah soal PPKM Level 4 tetap berdasarkan hasil evaluasi yang sesuai dengan rekomendasi organisasi kesehatan dunia yakni WHO.
“Apa itu ya, BOR kita berapa besar rumah sakit, laporan kasus baru perhari berapa ribu, masih 51 ribu masih tinggi salah satu tertinggi di dunia. Berapa yang gugur masih di sekitaran 1000-2000 itu masih tinggi salah satu yang rangking 1 di dunia kan. Kemudian harus menjadi catatan bersama dengan situasi dan kondisi seperti ini, apakah kita bisa akan hentikan,” papar Rahmad, Senin, (2/8/2021).
Rahmad meningatkan, jika rekomendasi dari WHO kepada pemerintah Indonesia adalah agar mengendalikan warganya dalam bentuk pengendalian mobilitas warga.
“Jadi saya kira kita harus menghormati rekomendasi itu, dan itu dijalankan dalam bentuk PPKM level 4 ini. Jadi apapun selain evaluasi indikator saya kira masukan dari pemangku kepentingan dari pelaku usaha, UMKM, akademisi, epidemiologi, pengamat akan menjadi diramu oleh pemerintah pasti diramu dijadikan satu menjadi satu kesatuan untuk menentukan dilanjut atau tidak,” papar Rahmad.
Meski demikian, Politikus PDIP ini mengakui, sangat masuk akal jika memang PPKM Level 4 ini dapat dilanjut.
Karena, lanjut dia, dengan indikator yang menjadi indikator masih sangat memungkinkan untuk menerapkan PPKM Level 4.
“Masuk akal kalau dilanjut saya kira yah. Karena dengan indikator itu memungkinkan kita terus menjalani ppkm level 4 beberapa daerah dengan catatan dengan dibantu dari bantuan pemerintah melalui APBN dengan bantuan sosial melalui BLT melalui sembako,” tegas Rahmad.
Rahmad pun mengatakan, melalui bantuan untuk subsidi upah atau mungkin program padat karya bisa menjadi solusi untuk meringankan masyarakat yang terdampak langsung terhadap pandemi ini dari sisi ekonomi.
“Berikutnya saya kira modal-modal kemarin bisa dipahami untuk membuka atau penyesuaian dengan dibikinkan makan di tempat itu bisa menjadi salah satu solusi meskipun dibatasi waktu,” pungkas Rahmad.
Laporan: Muhammad Hafidh