KedaiPena.Com- Begawan Ekonomi Rizal Ramli menyoroti alasan PDB (GDP) Indonesia yang membuat ibu pertiwi masuk dalam G20 dengan nilai sekitar USD1,29 triliun (2022). RR begitu ia disapa menilai jika ukuran PPP atau Power Purchasing Parity yang menjadi alasan Indonesia masuk G20 sumir.
“Benar Indonesia masuk G-20 karena PDB (GDP) pada urutan ke 16 dengan nilai sekitar USD1,29 Trilliun (2022). Dengan ukuran PPP (Power Purchasing Parity) ranking RI naik jadi no.7 — tapi hitungan PPP itu sumir, tidak lazim dan banyak kelemahan,” kata RR, dikutip dari akun Instagram @rizalramli.official, Senin,(14/11/2022).
RR mengakui jika para pejabat memang menyukai penggunaan PPP. Hal ini, kata RR, hanya agar dapat terlihat hebat. “Doyan pakai PPP supaya kelihatan hebat,” jelas RR.
Padahal, lanjut RR, saat ini GDP/capita Indonesia di 2021 tertinggal dari Malaysia $11.371 dan Thailand $7.233. RR menyebut bahwa yang lebih relevan saat ini ialah dengan melihat tingkat kesejahteraan.
“Bukan ranking berdasarkan PPP (Purhasing Power Parity) yang sumir dan banyak masalah itu. Tapi pejabat lebih doyan gunakan GDP PPP, bukan dolar, supaya bisa mark-up ranking Indonesia,” imbuh RR.
RR menilai urusan menggelembungkan indikator-indikator ekonomi yang sumir memang menjadi kebiasaan pejabat. Padahal, menurut RR, alangkah lebih baik jika semuanya diungkap apa adanya.
“Kebiasaan pejabat untuk doyan menggelembungkan indikator-indikator ekonomi dengan indikator yang sumir (PPP) tidak sehat.Lebih baik ungkapkan apa adanya, supaya diagnosa kita tepat sehingga bisa dicari jalan terobosan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dan kejayaan Indonesia,” pungkas RR.
Laporan: Tim Kedai Pena