KedaiPena.Com- Ketua DPP Partai Hanura Hengki Irawan mengakui jika nama eks Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil telah sukses membangun daerah yang ia pimpin selama lima tahun menjabat. Hengki sapaanya menuturkan tingkat kepuasan publik Jabar atas kinerja Ridwan Kamil atau Kang Emil ini tentu akan berpengaruh dan menjadi modal elektabilitas di 2024.
Hal tersebut disampaikan Hengki menanggapi pernyataan Ridwan Kamil yang menyebut jika Jabar menjadi wilayah paling dibutuhkan bakal calon presiden atau bacapres PDIP yakni Ganjar Pranowo. Partai Hanura sendiri merupakan rekan koalisi dari PDIP pengusung Ganjar Pranowo di pilpres 2024.
“Emil cukup sukses membangun Jawa Barat. Provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia. Kepuasan publik Jabar atas kinerjanya tentu akan sangat kuat menjadi modal elektabilitasnya di 2024,” kata Hengki, Kamis,(7/9/2023).
“Ridwan Kamil sama berpotensinya menjadi Bacawapres GP seperti Erick Thohir, Mahfud MD, Yeni Wahid, Khofifah, Sandiaga Uno,” tambah Hengki.
Hengki mengungkapkan, secara logika common sense angka matematis memang faktor elektabilitas pasangan atau bacawapres sangat dibutuhkan untuk bacapres. Menurut Hengki, faktor tersebut diperlukan guna mengisi rongga elektabilitas bacapres di daerah yang tidak penuh atau lemah.
“Memang ada basis tradisional dimana Sosok figur nasionalis seperti Jokowi, mas Ganjar menjadi terlihat kurang dukungan di wilayah basis yang secara historis pernah menjadi basis kekuatan gerakan Darul Islam. Ada semacam paradigma ditataran ide (ideologis) yang temurun diserap masyarakat disana seolah nasionalisme dan islamisme berpuluh tahun lalu pernah bersaing bahkan pernah diperhadapkan (pemberontakan),” ungkap Hengki.
Meski demikian, lanjut Hengki, peluang Ridwan Kamil untuk menjadi pasangan Ganjar Pranowo terkendala lantaran partainya Golkar telah memutuskan nama ketua umum Airlangga Hartarto menjadi bacapres di 2024. Hengki menegaskan, Partai Golkar saat ini juga telah tergabung di dalam Koalisi Indonesia Maju mendukung Prabowo Subianto.
“Tentu Golkar musti merubah kerjasama politiknya beralih bersama PDIP PPP Hanura dan Perindo, untuk memuluskan Emil. Jika sulit bisa saja Emil lepas dari Golkar,” papar Hengki.
Hengki tak menampik bila situasi politik jelang pendaftaran resmi pasangan capres dan cawapres di KPU bulan Oktober mendatang masih sangat dinamis. Hengki mengaku teringat pesan Presiden Joko Widodo alias Jokowi kepada relawan untuk tidak ojo kesusu atau terburu-buru.
“Masih sangat dinamis sampai mendekati pendaftaran resmi pasangan capres cawapres dari gabungan parpol ke KPU. Benar kata presiden Jokowi ojo kesusu terus silaturahmi dan komunikasi politik semakin intens dan semua kemungkinan masih bisa terjadi,” pungkas Hengki.
Sebelumnya, Waketum Bidang Penggalangan Pemilih dan co-chair Bappilu Partai Golkar, yang juga mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil alias Kang Emil menyebut jika Jawa Barat wilayah yang paling dibutuhkan bakal capres PDIP.
Meski demikian, menurut Ridwan Kamil penentuan capres dan cawapres bukan hanya soal hitung-hitungan. Ridwan Kamil mulanya menjawab isu bakal menjadi cawapres Ganjar Pranowo.
Laporan: Tim Kedai Pena