KedaiPena.Com – Kinerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) di bawah komando Sofyan Basir sangat memprihatinkan. Pada tahun 2017, PLN mengalami kerugian yang cukup lumayan besar, puluhan triliun.
Tetapi PLN masih beruntung, lantaran kerugian PLN bisa ditambal dari bantuan subsidi pemerintah.
Hal itu dikatakan Direktur Centre Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com ditulis Senin (23/4/2018).
“Sofyan Basir tidak begitu cakap dalam seni manajemen keuangan maupun dalam manajemen PLN yang begitu besar. Hal ini dibuktikan ada dugaan potensi kerugian negara dalam tenggang waktu antara tahun 2015-2016,” sambungnya.
Pada tahun 2015, imbuh Uchok, CBA menemukan potensi kerugian negara sebesar Rp9 triliun, dan USD411.779 dengan sebanyak 69 kasus.
Sedangkan pada tahun 2016, ditemukan potensi kerugian negara sebesar Rp8.8 triliun dan USD191.4 juta dengan sebanyak 54 kasus.
Salah satu potensi penyimpangan yang tetbesar adalag biaya penyediaan energi primer berupa batubara. Dalam anggaran tahun 2016 itu, ditemukan dugaan “mark up” atau selisih harga sebesar Rp13.5 miliar.
Di mana pemasok batubara untuk PLN itu adalah PT. Hanson Energy, dan konsorsium PT. Kasih Industri Indonesia dan PT. Senamas Energindo Mulia.
“Jadi dihitung secara total, potensi kerugian negara antara tahun 2015 sampai tahun 2016, ditemukan potensi kerugian negara sebesar Rp17.9 Triliun, dan USD191.8 dengan sebanyak 123 kasus,” lanjut dia.
Dengan ditemukan potensi kerugian negara tersebut, CBA meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera melakukan penyelidikan atas beberapa kasus itu.
“Kami meminta kepada KPK untuk segera memanggil Direktur PLN (Perusahaan Listrik Negara) Sofyan Basir dalam waktu dekat ini,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas