KedaiPena.com – Berada pada posisi di kawasan pesisir pantai, membuat potensi budidaya perikanan air tawar di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara cukup menjanjikan. Di antara potensi itu adalah budidaya perikanan Lele yang terus berkembang pesat.
“Peminatnya semakin banyak bang. Karena kan memang menjanjikan,” ujar Yadi (36) pembudidaya lele yang berada di Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan di komplek kolam miliknya, Senin (14/3).
Perkembangan Budidaya Lele, kata Yadi mulai dilirik banyak masyarakat di daerah itu sejak beberapa tahun terakhir. Keberadaan peternak yang membuka kolam-kolam dalam diameter besar hingga kecil terus bertumbuh pesat.
“Dari cuaca disini cocok, air juga mendukung, termasuk masih banyak lokasi yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kolam-kolam. Perawatan juga tidak terlalu sulit, sementara keuntungan cukup menjanjikan,” tuturnya.
Yadi yang juga dikenal sebagai pembibit Lele di daerah itu mengatakan, secara potensi, Lele dikonsumsi oleh banyak kalangan. Lele dapat diolah menjadi banyak menu makanan.
“Karena peminat menu makanan Lele banyak, makanya banyak juga yang lirik usaha ini (budidaya Lele-red),” tukas pria asal Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang telah bergelut di usaha budidaya lele selama 15 tahunan itu.
Sementara itu, pembudidaya Lele lainnya, Jasman Julius mengaku, usaha budidaya Lele yang baru ia geluti beberapa bulan terakhir memang memberikan prospek usaha yang bagus.
“Banyak yang minta, mulai restoran dan rumah makan, rumahan, yang pesan tak pernah habis,” tutur Jasman.
Menurutnya, potensi perikanan Lele tak hanya diminati oleh masyarakat di daerah itu, sejumlah permintaan dari luar daerah juga terhitung banyak.
“Kemarin ada permintaan dari Barus, terus ada juga permintaan puluhan ribu bibit dari pulau Nias. Karena memang kan daging Lele itu enak dikonsumsi,” tutur Jasman.
Menurutnya, potensi perikanan Lele tak hanya diminati oleh masyarakat di daerah itu, sejumlah permintaan dari luar daerah juga terhitung banyak.
“Kemarin ada permintaan dari Barus, terus ada juga permintaan puluhan ribu bibit dari pulau Nias. Karena memang kan daging Lele itu enak dikonsumsi,” tutur Jasman.
Secara keuntungan, usaha budidaya Lele tak hanya diperoleh dari penjualan Lele Konsumsi, keuntungan juga didapat dari penjualan bibit. Dari sisi harga, timpal Jasman, untuk lele konsumsi dirinya menjual dengan harga bervariasi, dikisaran Rp20ribu hingga Rp25 ribu rupiah. Sementara, untuk bibit, juga bervariasi sesuai ukuran permintaan konsumen.
“Kalau konsumsi ada yang ukuran restoran dan ada juga ukuran konsumsi rumah tangga, beda-beda. Kalau yang bibit dia mulai dari ukuran 2 sampai 3 centimeter, trus ada ukuran 3-5, ukuran 4-6, 5-7 dan 7-9, harganya variatif lah,” tuturnya.
Penuturan Jasman, untuk pengembangan dirinya memang mengharapkan adanya bantuan lebih maksimal dari pemerintah, baik dari pembibitan, pendampingan hingga sektor pemasaran.
“Ya, kalau ada bantuan, kita peternak ini cukup senang dan terbantu. Teman-teman pembudidaya lain sih, pernah dapat bantuan. Ya, kalau bisa ditingkatkan, karena kan memang makin banyak peternak Lele disini (Tapteng-red),” katanya.
(Do/Prw)