KedaiPena.Com – Dalam beberapa survei, posisi petahana Joko Widodo tidak pada posisi yang benar-benar aman. Tidak seperti, tahun 2009, saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi petahana, dan bilang lanjutkan.
Demikian disampaikan Ketua Umum Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) Poempida Hidayatullah di Jakarta, Senin (11/6/2018).
“‘Effortnya’ harus banyak. Kerentanan koalisi sangat kental. Perpecahan kemungkinan ada. Bahkan saya liat solusinya tetap melanjutkan Jokowi-JK,” kata dia.
Ia menambahkan, semua kemungkinan di Pilpres 2019 bisa terjadi. Di zaman disruptif apa bisa terjadi.
“Di Malaysia, petahanan Najib Razak kuat banget. Semua itu UMNO dan Barnas. Namun yang menang, itu Mahathir dengan Pakatan Harapan,” tegas dia.
Lalu di AS, posisi Hillary Clinton begitu dominan dengan Partai Demokrat-nya. Tapi siapa sangka yang menjadi Presiden AS malah Donald Trump.
“Yang paling dekat tenti Pilkada DKI, di mana semua menduga Ahok yang menang, tapi buktinya Anies yang menang,” eks fungsionaris Partai Golkar ini melanjutkan.
Fakta-fakta di atas membuktikan bahwa perubahan dengan cepat bisa terjadi. Hanya dalam satu kejadian yang viral di sosial media, pemilih bisa mengalihkan pilihannya dengan mudah dan cepat.
Laporan: Muhammad Hafidh