KedaiPena.Com – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, akan menarik jika memang ada poros baru selain ketiga calon yang sudah dipastikan maju dalam penyelenggaraan pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2020 mendatang
“Lebih menarik jika membuat poros baru. Jika ketiganya gagal dialog, maka jalan idealnya lebih baik bergabung dengan poros yang ada,” ungkap Dedi sapaanya kepada KedaiPena.Com, Sabtu, (1/8/2020).
Dedi memandang, jika hendak mengimbangi ketokohan yang sudah ada diperlukan sosok muda untuk maju dalam pilkada Tangsel.
“Tetapi dengan pengalaman yang cukup matang dan punya basis popularitas,” papar Dedi.
Dedi malanjutkan, semakin banyak poros dalam pilkada Tangsel akan mengurangi dominasi, dan tentu publik miliki banyak peluang untuk menentukan mana yang dianggap terbaik.
Meskipun, lanjut Dedi, peluang menang sebagaimana tren pilkada dengan kontestan banyak, berada di poros petahana.
“Kecuali ada tokoh baru yang sejak awal kemunculannya sangat mendominasi. Tetapi Tangsel, hingga hari ini kalau kita baca hasil survei, belum ada tokoh penantang yang punya kriteria menonjol,” tegas Dedi.
Pilkada Tangsel semakin menarik disimak lantaran penuh dengan bintang. Sejauh ini ada tiga pasang calon yang sudah terlihat.
Pertama pasangan Benyamin Davnie yang merupakan Wakil Walikota petahana dengan dinasti Banten, keponakan Ratu Atut Choisiyah, Pilar Saga Ichsan. Pasangan ini didukung oleh Golkar-PPP.
Pasangan kedua adalah Sekda Tangsel Muhamad dengan keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati. Pasangan ini didukung PDIP dan Gerindra.
Terakhir adalah putri Wapres Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah dengan politisi PKS Ruhamaben yang didukung Demokrat-PKS.
Sejauh ini masih ada partai lain seperti PSI, PKB, PAN yang potensial mengusung pasangan. PSI memiliki 4 kursi, sementara PKB 4 kursi. Dan PAN 2 kursi. Ambang batas pencalonan kepala daerah Tangsel adalah 10 kursi.
Laporan: Muhammad Hafidh