KedaiPena.com — Perum Bulog diberitakan telah mengimpor 2,5 juta ton beras dari Thailand dan Vietnam sebagai langkah strategis untuk memastikan ketersediaan stok beras nasional.
Impor ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai potensi kekurangan yang mungkin terjadi akibat perubahan iklim, gagal panen, atau gangguan distribusi dalam negeri.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI, Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin menyatakan langkah impor yang dilakukan Bulog memang penting untuk menjaga stabilitas stok dan harga beras di pasaran.
“Namun, kita harus memastikan bahwa kebijakan ini tidak merugikan petani lokal dan sektor pertanian dalam negeri dalam jangka panjang,” kata Andi Akmal dalam keterangannya, Rabu (31/7/2024).
Bulog juga aktif menyerap gabah dari hasil panen lokal. Hingga saat ini, Bulog telah menyerap sekitar 768.716 ton beras dari petani lokal. Penyerapan ini merupakan langkah penting untuk mendukung sektor pertanian dalam negeri, memberikan harga yang layak kepada petani, serta meningkatkan pendapatan mereka.
“Kita perlu memastikan bahwa petani mendapatkan dukungan yang cukup, baik dari segi harga maupun fasilitas produksi, agar mereka tetap semangat dalam meningkatkan produksi beras lokal,” imbuhnya.
Namun, langkah impor ini tidak lepas dari kritik. Ketergantungan pada impor beras dapat mengganggu harga pasar domestik dan menurunkan insentif bagi petani lokal untuk meningkatkan produksi.
“Kita harus fokus pada peningkatan produksi beras lokal melalui berbagai inisiatif seperti perbaikan infrastruktur irigasi, peningkatan akses terhadap teknologi pertanian modern, dan penyediaan subsidi pupuk yang tepat. Investasi dalam riset dan pengembangan varietas padi yang tahan terhadap perubahan iklim juga menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam jangka panjang,” kata Andi Akmal lagi.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya diversifikasi pangan.
“Kita perlu mengurangi ketergantungan pada beras dengan mendorong konsumsi dan produksi jenis-jenis pangan lain. Selain itu, pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.
Terakhir, Andi Akmal menegaskan bahwa pemerintah harus terus mengembangkan kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan nasional.
“Dengan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor beras, memperkuat sektor pertanian dalam negeri, dan mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa