KedaiPena.com – Menanggapi langkah pemerintah yang menghentikan program Bebas Visa untuk 159 negara, Ketua DPP Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat Partai Perindo Yerry Tawalujan menyatakan mendukung.
Ia menilai langkah pemerintah itu merupakan langkah untuk mengurangi wisatawan mancanegara (wisman) menengah ke bawah dan meningkatkan wisman menengah ke atas.
“Dengan banyaknya wisman yang berulah di Bali, baik wisman yang kerja serabutan, membuat onar, sampai wisman yang menggembel, maka sudah saatnya pariwisata Indonesia dan Bali khususnya mulai diperketat,” kata Yerry, Jumat (23/6/2023).
Ia meminta penghentian pemberian bebas visa ini harus diimbangi dengan meningkatkan promosi pariwisata ke negara-negara yang selama ini paling banyak mengirim wisatawannya ke Indonesia. Sehingga rencana pemerintah pernah untuk menekan mass tourism – pariwisata massal dan meningkatkan pariwisata minat khusus yang lebih segmented agar pemasukan devisa tinggi, dapat tercapai.
“Promosi untuk pariwisata minat khusus ini yang perlu ditingkatkan untuk menjaring wisman menengah keatas. Karena segmented tourism ini biasanya pengeluaran keuangan mereka tinggi dan masa berkunjung juga panjang,” ujarnya.
Juru bicara nasional Partai Perindo ini juga mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati supaya kebijakan penghentian bebas visa ke 159 negara jangan menjadi bumerang dan justru memperlambat pemulihan pariwisata Indonesia pasca pandemi Covid-19.
“Ini pekerjaan yang tidak mudah karena butuh upaya promosi tepat sasaran ke negara-negara sumber wisatawan menengah ke atas,” ujarnya lagi.
Yerry mengingatkan pula, jangan sampai kebijakan penghentian bebas visa ke 159 negara tersebut tak berjalan seiring peningkatan wisman segmented.
“Akan kontra produktif jika pariwisata massal tersendat dengan berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, sementara pariwisata minat khusus dengan wisatawan segmented kelas menengah ke atas juga tidak tumbuh,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa