KedaiPena.Com – Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerinda, Sufmi Dasco Ahmad, beranggapan bahwa hasil real count rekap C1 yang diumumkan oleh KPU DKI sangat tidak memenuhi harapan.
“Karena saya melihat adanya celah model kecurangan baru yang sedikit berbeda dengan praktek-praktek kecurangan pada pilkada sebelumnya,” jelas dia dalam siaran pers kepada KedaiPena.Com, Senin (21/2).
Kecurangan tersebut, kata Dasco, terdapat pada dominasi proses rekapitulasi berjenjang yang telah dimanipulasi. Hal itu dapat dilihat dengan adanya penggelembungan pemilih di tingkatan TPS.
“Banyak sekali pemilih yang tidak dikenali warga setempat tanpa identitas yang lengkap yang memaksa untuk memilih,” jelas dia.
Selain itu, lanjut Dasco, terdapat juga beberapa TPS yang melakukan pencoblosan ketika sudah melewati batas waktu penetapan KPU.
“Saya telah melihat video antrian pemilih yang masih sangat panjang yang disebutkan di wilayah Mall of Indonesia Kelapa Gading padahal waktu sudah menunjukkan jam 13.15.WIB. Benar atau tidaknya video tersebut harus kita verifikasi bersama,” beber dia.
Hal lain yang mengkhawatirkan, tegas Dasco, adalah tidak terlihatnya upaya maksimal pencegahan pemilih membawa HP atau kamera masuk ke dalam bilik TPS. Padahal hal itu sangat mengindikasikan adanya politik uang.
“HP atau kamera adalah alat yang paling sering digunakan untuk transaksi politik uang. Foto kertas suara yang dicoblos biasanya digunakan sebagai bukti untuk mendapatkan uang suap,” ungkap Ketua MKD DPR RI ini.
Karena, jelas Dasco, di tengah kesulitan ekonomi yang dialami sebagian besar warga Jakarta saat ini, sejumlah uang ratusan ribu sebagai imbalan memilih bisa sangat efektif dilakukan untuk meraih kemenangan secara curang.
“Kita harus lakukan evaluasi untuk menangkal praktek politik uang ini,” pungkas Anggota Komisi III DPR RI ini.
Laporan: Muhammad Hafidh