KedaiPena.Com- Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menilai permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas kepemimpinanya selama ini hanya bersifat seremonial tanpa makna.
“Permintaan maaf Jokowi kepada rakyat Indonesia nampak lebih bersifat seremonial tanpa makna,” kata Andreas, Minggu,(4/8/2024).
Andreas menegaskan, jika ingin menyampaikan permintaan maaf dengan maksud tulus maka seharusnya disertai dengan kesadaran penuh akan kesalahan dan kekurangan.
“Seharusnya permintaan maaf tersebut disertai dengan kesadaran penuh akan kesalahan atau kekurangan yang telah dilakukan sehingga jelas makna dan konteksnya,” tegas Andreas.
Tak hanya itu, kata Andreas, jika permintaan maaf Jokowi tulus maka seharusnya dapat dijelaskan juga konteksnya terkait dengan hal apa.
“Kalau maaf yang tulus seharusnya dijelaskan juga konteksnya, atas hal apa? Misalnya kita diundang, tapi tidak bisa hadir, terima kasih atas undangan, mohon maaf tidak bisa hadir,” pungkas Andreas.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi menyampaikan permintaan maaf atas kepemimpinannya selama ini dalam acara acara Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka di halaman depan Istana Merdeka pada Kamis (1/8/2024) malam.
“Di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma’ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini,” ujar Jokowi.
Laporan: Tim Kedai Pena