KedaiPena.Com – Anggota DPR RI Komisi XI dari Fraksi Partai Nasdem Donny Imam Priambodo membeberkan pandangannya soal Revolusi Industri 4.0 serta serta hal-hal lain yang berkaitan dengannya.
Materi ini dia sampaikan dalam bentuk orasi ilmiah pada sebuah acara Wisuda VIII Sarjana dan Ahli Madya STIE Tunas Nusantara dengan judul “Peluang Dan Tantangan Dalam Revolusi Industri 4.0”.
Dia mengungkapkan, tema ini dia pilih karena sangat penting terutama bagi para calon sarjana guna menyongsong kehidupan yang lebih nyata. Yaitu setelah mereka memperoleh gelar sarjana.
Sebagai dosen, Donny merasa memiliki tanggungjawab besar untuk menghimbau kepada seluruh calon wisudawan dan wisudawati guna memahami apakah itu Revolusi 4.0, dan apa yang harus disiapkan untuk menghadapi perubahan pada industri 4.0.
Dari masa ke masa, terang Donny, kebutuhan akan percepatan proses suatu industri menjadi hal yang tidak bisa kita hindari.
Jika ditelisik dari sejarah, revolusi Industri yang dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur.
Dony menambabkan dari periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara, adalah fakta bahwa perubahan senantiasa terjadi. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah mekanisasi produki atau Revolusi Industri 1.0.
“Revolusi ini, kemudian disusul oleh revolusi-revolusi setelahnya: 2.0, 3.0, sampai akhirnya Revolusi Industri 4.0, masa di mana kitalah yang akan mengisinya. Kita berada pada tahapan yang keempat,” sambungnya.
“Sejarah revolusi industri yang dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. merupakan perubahan nyata dari perubahan yang ada, dari Mekanisasi, Elektrik, dan Teknologi Informasi (IT). Revolusi Industri 4.0 atau sering disingkat menjadi 4.0 atau 4IR, ditandai dengan segala sesuatu yang berkoneksi atau berhubungan dengan internetdan inilah yang sering disebut dengan IoT, Internet of Things,” tutur Donny dalam orasinya, Kamis (22/11/2018).
Lebih jauh dia menerangkan, dampak dari Revolusi Industri 4.0 ini akan sangat kita rasakan. Baik dalam urusan bisnis, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), pemerintahan, pendidikan, manusia, serta dalam bidang lainnya.
Tidak hanya itu, Donny menerangkan bahwa tantangan yang disebabkan revolusi kali ini tidak bisa diremehkan. Tantangan itu bisa soal keamanan dalam bidang TI, modal, ketenagakerjaan, atau dalam hal privasi.
“Sebagai penutup orasi ilmiah saya hari ini, saya ingin menyampaikan bahwa Industri 4.0 adalah pendekatan revolusi dalam teknik-teknik manufaktur dengan jaringan kecerdasan yang memanfaatkan data dan analisa global. Konsep dari industri 4.0 ini akan memacu manufaktur global menuju level baru pada optimisasi dan produktivitas,” papar Dony.
Bahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, tegas Dony, masyarakat Indonesia akan menemui produk-produk yang bisa dikustomisasi atau dibuat secara personal yang tidak pernah ada sebelumnya. Hal tersebut juga akan memicu bagaimana metode pendidikan untuk menghadapi tantangan ini.
“Tentu masih banyak tantangan yang harus dilalui secara sistematik dalam kondisi transisi ini. Hal ini memerlukan campur tangan pemerintah dan korporasi, industri besar dalam mendorong penelitian dan eksperimen. Riset dan eksperimen adalah hal yang paling mendasar,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh