KedaiPena.Com – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendorong agar pemerintah dapat merumuskan skema kredit pemilikan rumah atau KPR bersubsidi yang semakin menyasar kemampuan daya beli dan kebutuhan generasi milenial.
Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Komarudin merespons pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut bahwa generasi milenial akan semakin sulit untuk memiliki hunian atau rumah.
“Persoalan ketersediaan rumah terjangkau memang menjadi masalah krusial yang kini dihadapi generasi milenial seperti saya. Karenanya, kami dorong pemerintah untuk terus merumuskan skema KPR bersubsidi yang semakin menyasar kemampuan daya beli dan kebutuhan generasi milenial,” ujar Puteri, Senin,(11/7/2022).
Tak hanya itu, Puteri juga menghimbau, pemerintah untuk berhati-hati terhadap rencana pengembangan sekuritisasi terhadap cicilan KPR atau lebih dikenal Mortgage-Backed Securities (MBS).
“Kita harus ambil pelajaran dari pengalaman krisis global 2008. Karena itu rencana ini perlu diperhitungkan dengan matang disertai manajemen risiko yang baik dan transparan,” beber Puteri.
Selain itu, Puteri juga mendorong otoritas lain seperti Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas suku bunga acuan dan menurunkan risiko dari ATMR sektor properti.
“Hingga melonggarkan loan to value atau uang muka kredit rumah,” pungkas Ketua Bidang Keuangan dan Pasar Modal DPP Partai Golkar.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkap bahwa generasi milenial akan semakin sulit untuk memiliki hunian atau rumah.
Menurutnya, hal ini karena suku bunga di sejumlah negara mulai mengalami kenaikan. Bahkan kenaikannya sudah mendekati angka inflasi, sehingga dinilai cukup menghawatirkan.
Kenaikan suku bunga ini dimungkinkan juga akan mempengaruhi suku bunga sektor perumahan, seperti bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Karena kondisi ini membuat masyarakat atau kaum milenial akan berpikir ulang untuk membeli hunian, terutama untuk bunga kredit.
Laporan: Muhammad Hafidh