KedaiPena.Com- Direktur Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai bahwa politik rekonsiliasi tidak selalu berdampak baik. Terlebih, kata Karyono, politik rekonsiliasi tersebut bertujuan untuk memperkuat eksekutif.
Demikian hal itu disampaikan Karyono menanggapi sinyal dan arah dari kubu calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo-Gibran, memberikan sinyal akan merangkul lawan politiknya.
“Rekonsiliasi itu sesuatu hal yang baik ya, itu positif. Nah, tetapi rekonsiliasi yang sekadar hanya untuk memperkuat posisi eksekutif itu bisa menimbulkan dampak negatif, bisa menimbulkan mudarat,” kata Karyono, Kamis,(22/2/2024).
Karyono berpandangan bahwa partai oposisi diperlukan guna menjadi penyeimbang dalam pemerintahan. Sebab, menurut dia, pemerintahan tanpa oposisi memiliki kecenderungan untuk korup dan otoriter.
“Kalau menurut saya, perlu ada oposisi ya, (agar) ada check and balance. Pemerintahan yang tanpa oposisi itu akan cenderung korup, akan cenderung otoriter, akan cenderung melakukan abuse of power,” ujar Karyono.
Dengan kondisi demikian, Karyono berharap, jika Prabowo-Gibran resmi memenangkan pilpres, sebaiknya partai dari lawan politiknya tetap berada di luar pemerintahan.
“Saya lebih mendorong bagaimana PDI-P, PKB (Partau Kebangkitan Bangsa), Nasdem, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) itu lebih memilih oposisi untuk melakukan kontrol terhadap pemerintah supaya ada check and balance,” pungkas Karyono.
Laporan: Muhammad Lutfi