KedaiPena.Com- Politik negara adalah kunci bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Apalagi saat ini jelang penyelenggaran Pemilu tahun 2024.
Demikian disampaikan Pemerhati militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi merespons sebuah kegelisahan yang secara terbuka disampaikan Panglima Daerah Militer III Siliwangi, Mayor Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo melalui sebuah tulisan di Kompas edisi pada 10/04/2023, berjudul Etika Menuju 2024.
“Bagaimanapun, akan selalu ada pintu masuk bagi TNI untuk ikut terlibat dalam urusan penyelenggaraan negara. Tapi kata kuncinya adalah politik negara. Sepanjang ada kebijakan dan keputusan politik negara yang mendasarinya, ya itu aman bagi TNI,” kata Khairul Fahmi, Rabu,(3/5/2023).
Terkait politik negara, kata Khairul Fahmi, sedianya telah termasuk di dalam Undang-undang atau UU 34 tahun 2004 tentang TNI yang merupakan produk dari reformasi. Dalam UU TNI tersebut, lanjut dia, dijelaskan TNI dibangun dan dikembangkan secara profesional dengan kepentingan politik negara.
“Dalam UU tersebut bahkan ditegaskan bahwa TNI dibangun dan dikembangkan secara profesional sesuai dengan kepentingan politik negara yang mengacu pada nilai dan prinsip demokrasi, supremasi sipil, HAM dan ketentuan hukum,” papar dia.
Ia mengakui, memang sulit untuk membayangkan patriotisme dan heroisme tentara hadir tanpa antusiasme tinggi dan kepeloporan. Tapi TNI tetap harus diingatkan agar tak terlalu jauh masuk ke ruang politik melampaui mandatnya.
“Yang justru bisa mengancam demokrasi, supremasi sipil, HAM dan ketentuan hukum. Saya tak terlalu jauh menyinggung soal netralitas. Isu ini seperti kentut. Ada baunya, tapi selalu sulit untuk membuktikan siapa yang kentut, tanpa adanya pengakuan,” beber Khairul Fahmi.
Khairul Fahmi menegaskan, secara moral, TNI tetap harus diingatkan. Hal ini, diperlukan agar kalaupun harus melakukan ‘atraksi politik’, tidak vulgar.
“Bagus lagi kalau bisa senyap. Tidak berisik, walaupun tetap berbau,” pungkasnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Yudo Margono
juga meminta prajurit TNI untuk tidak terprovokasi, sehingga terlibat bentrokan dengan personel Polri. Dia mengatakan Indonesia akan kuat jika TNI-Polri terus bersinergi.
“Para prajurit dan PNS TNI, jangan terpancing dengan isu-isu negatif yang dimunculkan kembali untuk memberikan provokasi pada TNI supaya bentrok dengan Polri. Ingat, bahwa kekuatan negara, persatuan kesatuan negara diperkuat oleh TNI-Polri,” kata Laksamana Yudo dalam keterangan pers dari Puspen TNI, Selasa (2/5/2023).
Hal itu disampaikan Panglima TNI dalam arahannya saat memimpin Apel Khusus dalam rangka Halalbihalal Tahun 2023 yang diikuti prajurit TNI mulai dari perwira tinggi, perwira menengah, bintara dan dan tamtama, serta seluruh PNS Mabes TNI di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur (Jaktim), hari ini. Yudo kembali menekankan soal sinergi TNI-Polri yang wajib dijaga.
Laporan: Tim Kedai Pena