KedaiPena.Com – Direktur Eksekutif Center for Social Political, Economic and Law Studies (CESPELS), Ubedilah Badrun menilai pertemuan antara Ketum Gerindra, Prabowo Subianto dengan Ketum Nasdem Surya Paloh menunjukan bahwa politik Indonesia sangat cair, pragmatis, dan oligarkis.
Pernyataan Ubed sendiri juga ditujukan saat menanggapi rencana roadshow pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato.
“Cair karena mudah berubah. Tidak ada partai ideoligis,” ungkap Ubed dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, Senin, (14/10/2019).
Sedangkan untuk pragmatis, lanjut Ubed, memiliki makna bahwa para politisi di Indonesia hanya memperhitungkan untung dan rugi semata.
“Pertemuan yang menguntungkan akan lebih diminati daripada yang tidak menguntungkan,” papar Ubed.
Untuk konteks oligarki, lanjut Ubed, terkait dengan keuntungan kursi kekuasaan. Oligarkis maknanya politik Indonesia hanya berputar pada segelintir elit atau kelompok elit.
“Ketika oligarki duduk di kursi kekuasaan mereka hanya mengutamakan kepentingan kelompok elit tersebut saja. Tidak mengutamakan kepentingan nasional,” tegas Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
Ubed pun menilai bahwa yang dibutuhkan Indonesia adalah politik yang jelas dari visi, program, sampai sikap politik. Hal itu penting lantaran arah Indonesia kedepan jelas dibaca publik maupun dunia internasional.
“Kalau seperti saat ini, dunia internasional justru akan terheran heran mengernyitkan dahi bahwa inkonsistensi adalah ciri khas politisi Indonesia,” tandas Ubed.
Untuk diketahui, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh bertemu dengan Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di Jakarta, Minggu (13/10/2019) malam WIB. Dalam pertemuan tersebut, mantan Danjen Kopassus dan bos media Group ini menghasilkan tiga kesepakatan untuk keberlangsungan Indonesia.
Usai bertemu dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berencana melakukan pertemuan kembali dengan sejumlah tokoh. Prabowo berencana untuk bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato.
Laporan: Muhammad Hafidh