KedaiPena.Com – Dua hari terakhir beredar video para santri Ma’had Tahfidz al-Quran yang menutup kuping secara bersama-sama di acara vaksinasi, pasalnya di tempat itu diperdengarkan musik untuk peserta vaksin yang menunggu giliran.
Video rekaman peristiwa ini viral di media sosial dan menimbulkan polemik. Di antaranya unggahan Diaz Hendropriyono dan komentar Deddy Corbuzier yang bernada sinis pada sikap para santri tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto menilai siapapun tak perlu sinis pada sikap para santri tersebut. Ia menilai wajar para santri menutup kupingnya saat mendengar musik karena menjaga hafalan al-Quran bukanlah sesuatu yang mudah.
“Jangan gampang melabeli orang lain radikal lah. Itu sikap yang biasa. Mereka santri penghafal al-Quran. Wajar saja jika ingin memilih fokus pada hafalannya dan tidak mau mendengar musik. Itu hak mereka. Setiap sel dalam tubuh kita punya memori tersendiri, telinga punya memori tersendiri, kalau santri penghafal Quran tidak mau telinganya diisi memori lain selain al-Quran, itu pilihan mereka. Tidak menjelaskan mereka radikal.” kata Yandri dalam keterangan tertulis, Kamis, (16/9/2021).
Yandri juga meminta masyarakat tidak meributkan hal-hal yang tidak substansial, apalagi sambil menuduh pihak-pihak tertentu radikal.
“Sudah bagus para santri ini mau divaksin. Itu sikap dari pondok, pengasuh, dan para santrinya yang luar biasa. Soal tidak mau mendengarkan musik, boleh saja. Mereka tidak merugikan siapapun, tidak melanggar hukum,” ujar Yandri.
Pernyataan Yandri senada dengan tokoh-tokoh lain yang meminta masyarakat jangan menjadikan hal ini polemik. Pernyataan Yandri serupa dengan Yenny Wahid, Akademisi Nadirsyah Hosen, hingga pimpinan PP Muhammadiyah Dadang Kahmad.
“Lebih baik kita diskusikan hal lain yang lebih penting dan produktif. Banyak sekali masalah yang perlu kita selesaikan bersama. Jangan mudah cap orang lain radikal,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh