KedaiPena.Com – Ekonom senior UI Faisal Basri mengatakan, jika gerakan mahasiswa sejak dulu selalu dilindungi, diayomi oleh rektorat dan birokrat kampus. Ia mengaku, terkejut lantaran baru pertama kali ini, ada aktivitas kemahasiswaan dipanggil dan diminta menghapus kritik.
“Saya sejak masuk kampus UI tahun 1974 belum pernah melihat birokat UI menegur aktivitas moral mahasiswa. Dari dahulu birokrat kampus UI itu melindungi, mengayomi dan bertanggung jawab terhadap mahasiswa yang menempatkan diri sebagai orang tua bagi mahasiswa, namun saat ini terjadi kemunduran luar biasa,” ujar Faisal Basri dalam diskusi kebijakan publik Narasi Institute yang diselenggarakan, Jumat, (2/7/2021).
Faisal menyaksikan, pada tahun 1998 saat mahasiswa dan civitas akademika UI meminta Soeharto mundur, kampus UI mendiamkan aspirasi mahasiswa tersebut.
“Waktu menjatuhkan Soeharto kita berdemo di dalam kampus UI meminta Soeharto mundur kita sama sekali tidak ditegur oleh pihak kampus” Ujar Faisal basri
Faisal menilai, kebebasan intelektual saat ini dihambat oleh birokrasi kampus. Akhirnya, lanjut dia, peran-peran intelektual menjadi tumpul.
Faisal menguraikan, karena dahulu rektor itu dipilih oleh para Guru Besar dan sekarang yang milih rektor UI adalah Birokrat, Teknokrat dan Konglomerat yang ada di Majelis Wali Amanat UI.
“Dulu kita menulis,mengkritik pemerintah, perusahaan pihak kampus sama sekali tidak pernah intervensi karena ada kebebasan intelektual. Jika dahulu yang mengangkat UI para Guru Besar sekarang yang mengangkat Rektor UI adalah birokrat, teknokrat dan konglomerat. tegas Faisal.
Faisal menilai saat ini kondisi UI sudah kronis sehingga yang perlu dibina bukan mahasiswanya tetapi dosen dan Rektor yang perlu dibina.
“Keresahan itu tidak hanya dirasakan oleh BEM UI tetapi juga dirasakan oleh BEM BEM lainnya dan itu semua adalah hasil kajian”, papar Faisal Basri.
Faisal menilai, sejak terpilihnya Rektor UI Ari Kuncoro, terjadi situasi represi dikalangan dosen UI, kebebasan kampus dan intelektualitas menurun.
“Karena situasinya represi saat ini, tidak ada dosen-dosen yang berani bicara, bahkan sudah ada yang dipecat, secara kualitas riset juga terjun bebas”, tandas Faisal Basri.
Laporan: Sulistyawan