KedaiPena.Com- Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Junimart Girsang mempertanyakan penghargaan Kompolnas Award 2023 yang diraih Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) di bawah kepemimpinan Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak.
Junimart sapaanya terheran-heran apa sesungguhnya dasar Kompolnas memberikan penghargaan kepada Polda Sumut. Pasalnya, kata Junimart, hal itu bukan ranah Kompolnas memberikan penghargaan dengan semangat euforia begitu.
“Pengungkapan kasus minim dan tidak transparan seperti kasus dugaan bunuh diri seorang anggota Polri di Samosir, dugaan penggelapan barbuk narkoba serta makin maraknya transaksi narkoba, judi belum lagi begal yang semakin marak, dumas yang jalan ditempat dan beberapa perilaku anggota dan pamen Polri yang viral,” kata Junimart, Jumat (23/6/2023).
Menurutnya, Kapolda Sumut wajib dievaluasi kerjanya yang dominan pencitraan dan segera dicopot bukan mendapat apresiasi dengan penghargaan.
“Saya menduga ini pola subjektifitas terselubung untuk menaikkan kelasnya. Kapolda harus dievaluasi. Lihat tanggapan warga di media sosial, itu suara yang nyata, seharusnya Kapolda dicopot bukan malah dapat pengghargaan,” pungkas Junimart.
Sekedar informasi, adapun penilaian atas penghargaan Kompolnas Award 2023 yang diterima Polda Sumut, yakni rasio penyelesaikan SKM Kompolnas, indeks transformasi pengawasan, integritas satwil, kinerja operasional satwil, manajemen media, indeks transformasi pelayanan publik, respon publik atas kinerja personal dan kemampuan satwil dalam melakukan pemetakan potensi kerawanan pemilu/pilkada.
Postingan soal prestasi yang ditorehkan Polda Sumut itu ramai dikomentari netizen. Saat dilihat Jumat (23/6/2023) postingan yang diunggah di instagram resmi Polda Sumatera Utara telah dikomentari lebih 200 orang.
Ada yang mengucapkan selamat dan banyak yang berkomentar bahwa penghargaan itu tak sejalan dengan realita yang sebenarnya.
Seperti yang ditulis akun Arifin. Selamat Pak. Oia Tolong Team Tawon atau team apapun itu lebih diperbanyak lagi , supaya kita yg pulang kerja di jam Dini hari merasa aman pak.”
Sama seperti Arifin, netizen lainnya berharap penghargaan itu diharapkan jadi motivasi Polda Sumut untuk lebih tingkatkan kinerja.
“Intinya dengan dapat award ini, lebih tingkatkan aja kinerja @poldasumaterautara berikan rasa aman kepada masyarakat Sumut ini soalnya taula yakan kriminal saat ini.terutama dikota Medan ini Udah super parah bapak,” tulis akun.
Namun, banyak juga yang pertanyakan penghargaan itu. Sedangkan kondisi di Kota Medan begal merajalela saat ini.
Seperti yang ditulis purba. Begal, geng motor tolong dulu diberantas. Baru masyarakat bangga. Yang bangga itu polisi, kami belum” Netizen lainnya juga pertanyakan bagaimana cara penilaian yang dilakukan terkait penghargaan itu
“Penilaian nya darimana ya dan siapa juga yang menilai begal dan geng motor semakin merajalela,preman dan narkoba semakin tak terkendali,ditambah lagi masih ada oknum- oknum yang tidak melayani masyarakat dengan sepenuh hati,” tulis Ilham.
Kementar lain juga dituliskan quiri. Ia mengganggap penghargaan itu tidak fair dan berbanding terbalik dengan kenyataan.
“(Maaf) kesannya. Dari kalian untuk kalian sendiri penghargaannya. Gak fair. Kalo dari rakyat NKRI bisa dibilang mayoritas apatis dengan hasil kerja bapak-bapak sejauh ini. Kasus Sambo, kasus Teddy M, kasus Mario D, kasus bandar-bandar judi online, kasus bandar-bandar narkoba, kasus-kasus bisnis “sampingan” dalam Lapas dan lain-lain. Kenyataan itu pahit memang. mohon supaya jadi masukan positif dan mohon maaf kalau ada kata-kata tak berkenan. Terima kasih,” tulis akun quiri.
Begitu juga dengan akun riandy yang menuliskan “Koq bisa pak, padahal banyak kasus dan kejahatan belum terselesaikan terutama begal dan curanmor premanisme”.
Laporan: Tim Kedai Pena