KedaiPena.Com – ‘Wow efffect’ atau ‘gebrakan’ kerap disodorkan dan ditunggu publik ketika pemimpin baru berkuasa. Tapi, hal ini perlu diluruskan.
“Gebrakan kerja di masa kepempinanan identik dengan hilangnya tatanan proses yang sebenarnya perlu dilalui,” kata Ketua Umum Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra), Poempida Hidayatullah kepada KedaiPena.Com di Jakarta, Minggu (22/7/2018).
Jadi, Poempida melanjutkan, pemimpin jangan lagi didorong kerja sesaat yang fenomenal, namun melupakan arah besar negara yang akan dituju.
Ia melanjutkan, dalam konteks bernegara, seorang pemimpin memerlukan haluan, yang membingkai arah negara. Negara harus memiliki visi harapan, apakah agraris, maritim, industri bahkan digital.
Ketika arah pembangunan ditujukan untuk pencapaian “label” negara agraris misalnya, namun lahan-lahan kosong yang ada dikavling berbeda dengan peruntukkannya.
“Bukan lagi untuk pertanian namun untuk industri, maka arah negara tentunya menjadi bergeser. Ini kan bermasalah,” sambungnya.
“Patut dicatat, visi bernegara butuh dukungan persiapan secara infrastruktur, suprastruktur bahkan kesepakatan politik tingkat tinggi, semisal GBHN. Kelanjutannya perlu disepakati bersama oleh segenap penguasa,” imbuh Dewas BPJS ini.
“Jadi, berganti penguasa tanpa harus mengganti arah bernegara. Jika yang terjadi demikian, maka perlu ada konsensus untuk bisa mewujudkannya secara bersama,” tandas Poempi, sapaannya.
Laporan: Muhammad Hafidh