KedaiPena.Com – Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN) diminta mewaspadai drama politik saat masa kampanye Pilpres 2024.
Pasalnya, riak-riak drama politik di internal koalisi perubahan mulai terlihat usai mencuatnya perbedaan pendapat Ketum PKB Cak Imin dengan PKS terkait Ibu Kota Negara Nusantara ke Kalimantan Timur (Kaltim).
Presiden PKS Ahmad Syaikhu misalnya secara lantang menolak perpindahan ibu kota dari DKI Jakarta menuju IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur.
Sementara Cak Imin berjanji jika terpilih tetap melanjutkan pembangunan IKN sesuai dengan amanat Undang-Undang atau UU.
“Meskipun saya rasa tidak akan jadi debat panas karena pasangan AMIN dan koalisi terlihat tidak mau terjebak dalam drama politik di masa kampanye,” kata Dosen dan Analis Komunikasi Politik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Silvanus Alvin, Rabu,(29/11/2023).
Alvin mengaku ragu perbedaan pendapat antara PKB dengan PKS terkait urusan Ibu Kota Negara Nusantara sebagai tanda perpecahan di Koalisi Perubahan. Alvin menegaskan, bahwa perbedaaan pendapat antara PKB dan PKS soal IKN tersebut hanya dinamika politik.
“Bahwa tidak mungkin semua partai punya kesepahaman terus menerus, memang iklim demokrasi memerlukan exchange of ideas,” jelas Alvin.
Alvin menyarankan agar PKB dan PKS serta parpol koalisi di Perubahan mulai mencari konsesus terkait dengan urusan IKN.
Pasalnya, tegas Alvin, hal tersebut perlu dilakukan lantaran masalah Ibu Kota Nusantara telah dituangkan menjadi sebuah Undang-Undang (UU) yang harus dijalankan.
“Tinggal nanti mencari konsensus. Masalahnya perpindahan ibukota sudah jadi UU tinggal mekanisme hukumnya seperti apa,” tandas Alvin.
Laporan: Muhammad Rafik