KedaiPena.Com – Pinjaman online atau pinjol ilegal sejatinya bertentangan dengan nilai Pancasila lantaran nilai ketuhanan yang maha esa seharusnya memperlakukan manusia sebagai martabat yang tidak boleh diinjak martabatnya oleh sesama. Teror, intimidasi, dan ancaman lainnya tidak sesuai dengan azaz keadilan.
“Dengan bunga yang tidak masuk akal dan di luar kewajaran ini berarti rasa keadilan publik di lukai,” kata Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Antonius Benny Susetyo, Kamis, (2/9/2021).
Ia pun memahami, jika berutang atau meminjam sejumlah uang pada penyedia dana, banyak menjadi solusi instan yang dipilih orang ketika menghadapi sebuah kebutuhan. Terutama, kata dia, kebutuhan yang sifatnya mendesak dan tanpa ada kesiapan finansial.
“Di era internet ini, kanal pinjaman semakin banyak tersedia. Bila dahulu, kita hanya mengenal bank, lembaga pembiayaan (multifinance), koperasi, maka di era internet ini kita mengenal peer to peer lending, fintech lender, fintech aggregator, sampai rentenir online,” papar dia.
Ia pun menyoroti, kasus yang menimpa seorang guru honorer di Semarang. Guru tersebut harus berurusan dengan pinjaman online sebesar 3 juta rupiah namun berbunga ratusan juta rupiah.
“Bunga pinjaman sangat mahal Ini adalah ciri utama rentenir atau shark loan. Mereka mematok biaya pinjaman atau bunga di luar batas kewajaran. Misalnya, 1 persen per hari bahkan ada yang mematok bunga 1% tiap 12 jam. Mereka berani memasang bunga tinggi karena iming-iming persyaratan mudah juga pencairan dana pinjaman nan cepat,” papar dia.
Hal lain yang menjadi pemikat, kata dia, adalah syarat mudah dan cair cepat seperti disinggung di atas, para lintah darat memberi bunga sangat tinggi karena memberi iming-iming kecepatan pencairan dana dan kemudahan persyaratan mendapatkan pinjaman. Pasalnya, cukup dengan memberi fotokopi identitas dan foto diri misalnya.
“Aturan bunga dibuat sesukanya Ketika si peminjam gagal membayar pinjaman, katakanlah sampai 2 bulan, si lintah darat bisa saja mewajibkan si peminjam membayar bunga hingga tiga kali lipat. Bunga yang terus menerus menjerat ini terus menghisap si peminjam sampai nilai utang jadi membengkak luar biasa besar,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh