KedaiPena.com – Situasi perburuhan saat ini diwarnai sikap pimpinan serikat buruh dan pekerja serta Disnaker yang cenderung takluk dan tak berkutik terhadap pengusaha.
Demikian dikatakan pimpinan aksi Aliansi Buruh Bersatu Menggugat (ABBM) Sumut Ahmad Iqbal saat menggelar konfrensi pers terkait persiapan aksi ‘may day’ di Mie di Ayam Jamur Jalan Abdullah Lubis Medan, Jumat (29/4).
“Sepertinya, mereka (pimpinan serikat buruh dan pekerja serta Disnaker-red) tidak lagi punya moral dan mental untuk memperjuangkan hak-hak buruh secara normatif dan politik, mereka cenderung takluk dan tak berkutik terhadap pengusaha,†tandas Iqbal.
Menurut Iqbal yang juga menjabat sebagai Sekretaris Serikat Buruh Sosial Demokrat (SBSD) itu, situasi tersebut sangat disayangkan, dimana dibeberapa tempat masih banyak pengusaha yang menetapkan upah dibawah UMK maupun UMP.
“Masih berlanjutnya outsorching dan sistem kerja kontrak, PHK sepihak, intimidasi terhadap buruh dan pengurus serikat serta banyak hak buruh lainnya yang belum diberikan sepenuhnya,” pungkasnya.
Sebelumnya Iqbal mengatakan, pihaknya akan tetap menggelar aksi unjuk rasa memperingati hari buruh internasional atau may day bersama sejumlah elemen buruh lainnya, Minggu (1/5) nanti. Meskipun, sejumlah elemen buruh lainnya akan merayakan may day dengan Pemko Medan di Gelanggang Remaja yang terletak di Jalan Sutomo Medan.
“Kita sudah siap laksanakan may day dengan aksi turun ke jalan. Sehingga kelak dapat mengakomodir kepentingan buruh pada setiap kebijakan negara” tandas Iqbal.
Sementara itu, Saffrudin Ali dari Demokrasi Untuk Negeri (Daun) Indonesia menambahkan, persatuan di kalangan buruh untuk memperjuangkan hak-haknya memang sangat diharapkan. Upaya menyamakan persepsi di kalangan buruh juga pernah diupayakan saat demo kenaikan BBM tahun 2012 silam.
Aksi unjuk rasa yang akan dilakukan, sambung Saffruddin bukanlah respon atas tidak diundangnya sejumlah elemen buruh dalam peringatan may day yang akan dilakukan Pemko Medan. Menurut ia, aksi itu berangkat dari keprihatinan bersama yang menggerakkan buruh untuk tidak melupakan perjuangan yg seharusnya.
“Sebab yang kita lihat, hingga kini masih banyak perjuangan buruh yang belum terselesaikan. Karena sebenarnya makna dari May Day ini bukanlah hari kemenangan para buruh, melainkan momentum perjuangan untuk para buruh dalam memperjuangkan hak-haknya,” tandasnya.
(Iam/Dom)