KedaiPena.Com – Kontestasi politik menjelang perhelatan Pilkada serentak 2017 tak menyajikan sesuatu yang spesial bagi publik. Pasalnya, para kandidat bakal calon kepala daerah, khususnya di Sumatera Utara dinilai minim terobosan.
“Sebenarnya sama (dengan pilkada serentak (2015), tidak ada yang spesial, tetap orientasinya kelompok, orang, partai mengejar kekuasaan. Tak ada terobosan baru,” kata akademisi USU Agus Suriadi kepada KedaiPena.Com, Senin (9/5).
Selain minim terobosan, menurut Agus, Pilkada Serentak di dua daerah di Sumut masing-masing Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Tebing Tinggi belum menghadirkan sosok kandidat berkharisma.
“(Pilkada) yang dilakukan tahun 2017 ini tak ada satupun sosok yang punya kharisma, di Sumut kita kehilangan itu. Kecuali, di Tapteng dan Tebing ada muncul tokoh yang dirindukan,” pungkas Agus.
Kedekatan para kandidat dengan masyarakat menjadi salah satu parameter tokoh yang dirindukan. Selain itu, soal kepedulian kepentingan yang berorientasi pada kemaslahatan rakyat juga menjadi faktor penting.
“Satu sisi sosok yang dekat dengan masyarakat, bukan karena dia penguasa, semuanya, kepedulian, tanpa pamrih, tanpa kepentingan, dan itu payah kita dapat, apalagi ditengah perputaran politik saat ini,” imbuh Agus.
Menurut Agus, jika para kandidat masih bermain-main pada konsep cost politik, maka ekspektasi masyarakat tidak akan pernah tercapai.
“Kalau itu terjadi (konsep uang), tak akan menjawab harapan dan ekspektasi masyarakat,” ujar Agus.
Lebih jauh Agus menuturkan, atas kondisi tersebut, partisipasi politik pada pilkada serentak mendatang diprediksi akan tetap rendah.
“Partisipasi rendah, tetap seperti yang tidak diharapkan, dapat 40 persen saja itu sudah luar biasa. Ini dipengaruhi kesadaran politik, tinggal bagaimana, semua komponen termasuk vigur, harus berkontribusi mendorong partisipasi politik,” kata Agus.
(Dom)