KedaiPena.Com – Pilkada sudah berlangsung berulang kali. Sayangnya, parpol tidak belajar mempersiapkan diri menghadapi pesta demokrasi ini.
Demikian disampaikan pakar hukum Universitas Parahyangan Asep Warlan kepada KedaiPena.Com, belum lama ini.
“Minimal parpol itu dua tahun menyiapkan, kader, program, strategi. Namun, pada prakteknya tidak demikian,” tegas dia.
Buktinya, di beberapa kasus, ada calon tunggal, rekayasa, ada calon yang tidak berkualitas hanya agar pilkada jalan. Belum lagi saling gugat lantaran dualisme kepengurusan.
“Kita ini kehilangan orientasi, ini demokrasi kita dan sangat tidak berkualitas. Itu realitas,” sambungnya.
“Ini membuktikan kita belum dewasa berpolitik. Pilkada langsung harusnya kan lebih transaparan, berkualitas, terutama dalam kaderisasi, karena ini langsung. Tapi hingga kini kita tidak berubah, dan ini tidak menarik lagi, jauh dari kata beradab,” tandas dia.
(Prw)