KedaiPena.Com – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menolak mengikuti langkah Demokrat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2012 silam, mengusung kader sendiri untuk gubernur dan wakil gubernurnya.
Ataupula seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dimana mengusung calon tanpa bermitra dengan partai politik lainnya.
Justru, kata Ketua Pelaksana Tugas (Plt) DPD PDI-P DKI, Bambang DH, pihaknya ingin berkolaisi dengan partai lain sebanyak mungkin guna mempermudahkan roda pemerintahan nantinya.
“Pasti semua kekuatan politik ingin membangun koalisi gemuk. Ketika menang, mitra kerja eksekutif ini kan rekan di fraksi. Ini logika sederhananya saja,” ujarnya di Sekretariat DPD PDI-P DKI, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (26/5).
Kalau pun sudah membangun komunikasi politik dengan sejumlah parpol, ucapnya, belum ada kepastian. Sebab, pembahasan baru sampai tahap kerangkanya saja.
Begitu pula dengan calon yang akan diusung, belum ada kepastian menyangkut hal itu. Pertimbangan lain PDI-P ingin berkoalisi, karena melihat pengalaman pada pilkada 2015 silam.
“Kadang-kadang ‘over confident’ (terlalu percaya diri) tanpa melihat mesin politik (partai lain), isu program (yang dibawa) justru membuat kalah,” bebernya.
Diketahui, Demokrat mengajukan kadernya pada Pilkada DKI 2012 silam, yakni Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (Foke-Nara), meski berkoalisi dengan partai lain.
Sedangkan PKS, mengusung kadernya, Hidayat Nur Wahid dan politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Didik J Rachbini, tanpa bermitra dengan parpol lain. (Fatah)
Pada pilkada nanti, PDI-P diketahui partai satu-satunya yang memiliki ‘tiket’ untuk maju sendiri tanpa harus berkoalisi. Sebab, memiliki 28 kursi di DPRD DKI atau melebihi syarat yang ditentukan, 22 kursi.
(Fat/Prw)