KENAPA calon gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lebih senang Tri Rismaharini dan Sandiaga Uno untuk dihadapi daripada Prof. Yusril Ihza Mahendra?‎
Kenapa banyak media menghilangkan nama Prof. Yusril jika bicara Pilkada? Padahal beliau elektabilitas dan popularitasnya tertinggi.‎
Kalau soal Risma, panggilan Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, jelas ketika nanti menjadi calon, maka dia mudah dihabisi dengan bukti-bukti bahwa risma tidak peduli warga Surabaya.‎
Bukti-bukti bahwa Risma khianati warga karena disetir partai, sedangkan Ahok keluar dari partai karena tidak mau disetir. Itu akan dibuka.‎
Risma gak bisa jawab karena itu semua fakta. Pasti disebar, Nanti kalau jadi gubernur dia gak akan dengar warga tapi partai.‎
Kalau Risma mengelak, maka dikeluarkan bukti bagaimana dia khianati rakyat surabaya, khianati janjinya karena disetir partai.
Bagaimana dengan Sandiaga Uno? Kalau yang ini maaf, saya harus bicara jujur, Ahok tidak perlu berkeringat, kasarnya tidur pun Ahok menang.‎
Yang, pertama Sandiaga Uno elektabilitas dan popularitasnya rendah. Itu fakta, mohon maaf ini saya objektif. Banyak yang tidak tahu siapa dia.
Akan dibuka bahwa Sandiaga Uno namanya ada didalam Panama Papers, yang kini masih diusut KPK.‎
Belum nanti akan dibuka terkait Sandiaga uno  suruh membuka baju Dewi Persik berdasarkan pengakuan Farhat Abbas.‎
‎
Lalu akan dibuka kasus dugaan korupsi, penipuan dan suap yang tersebar diberbagai media terkait Sandiaga Uno saya saja kaget ketika baca, termasuk dugaan kasus sengketa tanah depo BBM Balaraja.‎
Memang tidak bisa kita menuduh bahwa Sandiaga Uno salah. Karena salah benar soal korupsi harus ada keputusan hukum di pengadilan.
Tapi fakta memang terjadi proses hukum terkait hal ini, silahkan saja ‘searching’ soal kasus Sandiaga Uno akan mudah ditemukan.‎
Jadi kalau Sandiaga Uno mau hantam Ahok soal korupsi gak bisa, wong Ahok juga selama ini jadi saksi bukan yang dilaporkan.‎
Kalau begitu, Pilkada DKI jika Ahok melawan Sandiaga Uno atau Risma, bawa becanda aja gak perlu serius-serius amat.‎
Sudah pasti Ahok akan menang dengan mudah, warga Jakarta pun akan memilih Ahok karena mending pilih yang jelas saja.‎
Saya harus bicara jujur, objektif dan berdasarkan data bahwa jika Ahok Head to Head dengan Sandiaga Uno, ini pilkada dagelan.
Memajukan calon yang pasti kalah apakah itu bukan dagelan untuk memenangkan Ahok?Â
Oleh Teddy Gusnaidi, Ketua Logika Rakyat‎