KedaiPena.Com – Presiden Prabowo Subianto menilai pilkada serentak yang dilakukan untuk memilih kepala daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota terlalu membuang-buang anggaran, sehingga tidak efisien.
Demikian dikatakan Prabowo dalam pidatonya di acara puncak HUT ke-60 Partai Golkar, Kamis (12/12/2024).
“Saya lihat negara-negara tetangga kita efisien, Malaysia, Singapura, India, sekali milih anggota DPR/DPRD, sekali milih ya udah DPRD itu milih gubernur, milih bupati,” kata Prabowo dalam pidatonya.
Hal ini lantas direspon oleh Ketua KPU RI Mochammad Afifudin. Ia mengatakan, usulan ini serupa dengan usulan sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup yang ramai pada tahun 2023 lalu.
“Kita pernah mengalami, sama seperti kita menjelang 2024, kita berdiskusi sekitar apakah kita Kembali menganut sistem proporsional dengan daftar nama terbuka tertutup. Sempat muncul juga dinamikanya,” kata Afif di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2024).
Menurutnya ini adalah dinamika politik yang wajar. Namun sikap KPU tegas yaitu mengikuti aturan berdasarkan undang-undang.
“Tetapi pada saat tertentu dan pada saat akhir kita harus menjalankan apa yang menjadi amanat undang-undang,” katanya.
Sebagai penyelenggaraan pemilu Afif memilih tidak memberikan sikap mendukung atau menolak usulan Prabowo ini. Namun ia mendukung setiap pihak memberikan usulan agar mekanisme Pilkada semakin ideal.
“Nah, bagaimana kita semua teman-teman mendorong idealitas yang ada dalam engineering atau rekayasa pemilu yang baik yang kita pikirkan,” kata Afif.
“Ini kemudian terfasilitasi terakomodasi dalam revisi undang-undang pemilu sehingga apa yang kita idealkan tentang pemilu kita bisa kemudian lebih sesuai yang kita harapkan sesuai yang kita idealkan,” lanjutnya.
Laporan: Muhammad Rafik