Artikel ini ditulis oleh Hendrajit, Pemerhati Geopolitik.
Pikiran-pikiran cemerlang banyak muncul dari warga bangsa yang suka berjalan kaki daripada duduk berlama-lama.
Bangsa Yunani Kuno terkenal suka jalan kaki dalam keadaan apapun.
Maka lahirlah pemikir dan filsuf cemerlang seperti Sokrates, Plato dan Aristoles.
Victor Hugo, melahirkan karya sastra cemerlang seperti Si Bungkuk dari Notradame, saat sering berjalan mondar mandir di ruang kerjanya.
Yang tak kalah spektakuler, Mahatma Gandhi, bapak bangsa India. Rajin sekali jalan kaki.
Bahkan waktu menentang undang-undang ekspor garam yang dikeluarkan pemerintah kolonial, dia berjalan ratusan kilometer dari New Delhi ke sebuah kota lepas pantai.
Lewat rajin jalan kaki, Gandhi melahirkan ide-ide cemerlang dan orisinil dalam perlawanan politik melawan Inggris seperti Setyagraha, Swadesi dan Ahimsa.
Yang intinya mendorong rakyat India agar mandiri, memproduksi dan memakai produk-produk lokal, dan melawan penguasa tanpa kekerasan.
Mao Zhe Dong, terlepas dia seorang komunis militan, banyak ide-ide cemerlangnya yang orisinil dalam mengaplikasi komunisme yang khas Cina, karena karena hobi jalan kaki.
Bahkan salah satu momen bersejarah ketika Mao melancarkan long march, yang artinya dengan jalan kaki, dari kota ke kota, desa ke ke desa, untuk menghindari gempuran pasukannya Jendral Chiang Kai Shek
Jadi sering-seringlah jalan, atau melakukan perjalanan. Berarti ungkapan latin, mensana in corporesano, dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat, kiranya bukan omongkosong belaka.
[***]