KedaiPena.Com- Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menegaskan pidato dengan tema suara hati nurani yang disampaikan sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait dengan situasi nasional yang terjadi belakangan waktu terakhir merupakan pengingat kepada penguasa.
Andreas sapaanya menilai dalam pidatonya Megawati ingin mengingatkan kepada warga dan penguasa saat ini yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bertanggung jawab terhadap pelaksanaan konstitusi negara melalui Pemilu yang luber dan jurdil.
“Beliau mengingatkan kepada warga bangsa ini, kepada penguasa yang seharusnya bertanggung jawab terhadap pelaksanaan konstitusi negara melalui Pemilu yang luber dan jurdil,” jelas Andreas kepada awak media, Senin,(13/11/2023)
Andreas menjelaskan, dalam pidatonya Presiden ke lima RI ini juga ingin menegaskan soal hal-hal yang bisa merusak dan mengganggu
pelaksanaan Pemilu yang demokratis.
Megawati dalam pidatonya menyoroti kejadian di Mahkamah Konstitusi (MK). Terutama menyusul putusan soal pelanggaran kode etik sembilan hakim MK dalam putusan syarat minimal usia capres-cawapres.
“Ibu Megawati juga prihatin terhadap Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), juga praktik-praktik intrik dan intimidasi aparat keamanan yang jelas-jelas bertentangan dengan prinsip hidup berdemokrasi yang sekian lama diperjuangkan melalui pemilu yang demokratis,” papar Andreas.
Andreas tak menapik bahwa dalam pidatonya tersebut Megawati juga menyampaikan kegelisahanya atas pengrusakan baliho capres-cawapres PDIP hingga intimidasi ke kantor partai di daerah.
“Contoh kasus intrik dan intimidasi yang bisa mengganggu pelaksanaan pemilu yang demokratis,” jelas Andreas.
Meski demikian, Andreas tak memahami secara detail, apakah Megawati telah mengetahui sosok atau dalang dibalik pengrusakan baliho hingga intimidasi kantor PDIP di daerah.
“Yang jelas Pelaku di lapangan adalah aparat harus diselidiki mereka menjalankan perintah siapa? Apakah ini juga yang dimaksudkan presiden Joko Widodo dengan drama di luar pelaksanaan pemilu konstitusional. Siapa sutradaranya?,” tandas Andreas.
Diketahui, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri muncul dan memberikan pidato’suara hati nurani’ yang lama terpendam pada Minggu,(12/11/2023).
Pidato ini diungkapkan oleh Megawati untuk menyikapi dinamika politik nasional yang saat ini tengah bergolak,Dalam pidato tersebut, Megawati menyoroti kejadian di Mahkamah Konstitusi (MK).
Laporan: Muhammad Lutfi