KedaiPena.Com – Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai pidato Presiden Jokowi saat puncak peringatan HUT ke-8 Nasdem yang menyinggung soal kebijakan impor, patut ditelaah lebih jauh.
Menurut Hendri pidato bekas Wali Kota Solo yang membahas persoalan impor tersebut di Nasdem itu sebenarnya merupakan sebuah sindiran keras dan tajam.
“Kalau kita telaah pidato Jokowi terutama kemarin keras sekali tuh ke Nasdem, terutama tentang impor-impor dan lain-lain,” kata Hendri kepada wartawan, Selasa (12/11/2019).
Presiden Jokowi, sebelumnya, memastikan akan ‘menggigit’ siapa saja yang mencoba menghalangi pemerintah menekan impor-impor seperti bahan bakar minyak (BBM) hingga minyak mentah.
Jokowi menargetkan bisa mengatasi defisit transaksi berjalan (CAD) dalam 3-4 tahun ke depan dengan kebijakan mengurangi impor-impor.
“Impor minyak kurangi, produksi minyak tingkatkan, refinery bangun, produksi B20, B30, B100 jalankan jangan sekali-sekali ada yang main-main yang tadi sampaikan baru saja. Saya tidak mau impor-impor terus. Saya sampaikan di mana-mana, jangan ada yang coba-coba menghalangi saya menyelesaikan masalah yang tadi saya sampaikan. Pasti akan saya gigit,” tegas Jokowi
Hendri menjelaskan, publik harusnya ingat bahwa Menteri Perdagangan (Mendag) pada Kabinet Kerja Jilid I ialah kader Nasdem, Enggartiasto Lukito.
Enggar kerap disebut sering melakukan kebijakan impor dalam menstabilkan perdagangan dalam negeri, termasuk persoalan impor minyak.
“Kenapa kemudian impor minyak harus disampaikan di acaranya Nasdem begitu. Kenapa impor-impor yang lain harus disampaikan di Nasdem, kan kita tahu Menteri Jokowi di Kabinet Kerja kan dari Nasdem. Itu keras pidatonya kemarin pak Jokowi,” tukas Hendri.
Laporan: Muhammad Lutfi