KedaiPena.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengejutkan publik dengan pidatonya di plenary session IMF-World Bank 2018 lantaran memberikan analogi hubungan antarnegara maju ibarat seperti dalam serial ‘Game of Thrones’.
Saat menjadi pembicara kunci plenary session IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua Hall, Bali, Jumat (12/10/2018), Jokowi mengingatkan kepada seluruh pejabat dunia yang hadir dalam acara IMF-World Bank (WB) tahun 2018 untuk mewaspadai fenomena baru yang mengancam ekonomi.
Ancaman tersebut, kata dia, datang setelah para pemangku kebijakan di dunia berhasil menyelamatkan ekonomi dari krisis keuangan.
Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai positif pidato yang disampaikan oleh pasangan Ma’ aruf Amin pada kontestasi pilpres 2019 dalam pertemuan kelas dunia tersebut.
Jokowi, lanjut Wasisto, bisa menciptakan kesan bahasa ‘millenial’Â dengan menyinggung serial ‘Game of Thrones’, meskipun pidato itu ditujukan kepada konteks global.
“Ya saya pikir ini terkait dengan kebijakan perdagangan global yang kurang fair karena kebijakan protektif negara-negara maju. Ini positif-positif saja di tengah situasi krisis seperti ini, perdagangan global jadi alat untuk mengerek perekonomian nasional,” beber Wasisto kepada KedaiPena.com, Minggu, (14/10/2018).
“Jokowi juga ingin menunjukkan kalau negara berkembang itu juga bisa berdaulat dalam perdagangan global,” sambung Wasisto.
Dengan kondisi demikian, Wasisto menyayangkan, banyaknya pihak yang mengkritik gaya pidato Jokowi tersebut. Kritikan tersebut dirasa kurang tepat lantaran wajar bila sebuah pidato disisipkan judul atau kutipan film.
“Ya saya pikir setiap capres punya gaya pidato masing-masing ya. Hanya saja kalau itu diselipkan beberapa judul atau kutipan dalam film, itu mudah untuk ditangkap oleh khalayak, saya pikir demikian,” tegas Wasisto.
Ia menyarankan, daripada mengkritik sebaiknya tim-tim yang berada di lingkaran Prabowo sedianya melakukan hal yang sama dengan Jokowi.
Maksud Wasisto, Prabowo perlu merumuskan gaya pidatonya sendiri tanpa perlu mereplikasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump seperti yang dilakukan beberapa waktu yang lalu. Prabowo menyebut Indonesia Firts dan Make Indonesia Great Again.
“Saya pikir Prabowo maupun timnya perlu merumuskan konten pidato yang membumi,” beber Wasisto.
Laporan: Muhammad Hafidh