KedaiPena.com – PGN Tbk (PGAS), Subholding Gas Pertamina, mengungkapkan harga gas dari sektor hulu yang didapatkan untuk program jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) saat ini masih dikenakan tarif komersial.
Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan bahwa saat ini perusahaan dikenakan tarif komersial lantaran perusahaan masih melaksanakan program jargas secara mandiri atau business-to-business (B to B), tanpa menggunakan skema subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kemudian sekarang ini, jargas mandiri kita melakukan business-to-business ya, komersial, artinya harga yang kita ambil dari upstream itu harga komersial,” kata Arief dalam acara energi, Selasa (28/11/2023).
Ia mengungkapkan pihaknya saat ini tengah berupaya mengusulkan untuk bisa mendapatkan harga gas di hulu, yang sama dengan harga gas dalam program jargas yang menggunakan skema APBN, yakni sebesar 4,72 Dollar Amerika per MMBTU.
“Sekarang dari hulu itu kita masih mempertimbangkan untuk mendapatkan harga gas yang sama dengan harga gas APBN which is itu 4,72 Dollar Amerika,” ucapnya.
Arief menyampaikan usulan harga gas yang sama dengan skema jargas APBN ini sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong penggunaan gas untuk pelanggan rumah tangga. Terlebih, program jargas untuk rumah tangga ini juga sebagai salah satu bentuk layanan perusahaan untuk publik atau Public Service Obligation (PSO).
“Tentunya jargas rumah tangga ini bentuk PGN melakukan Public Service Obligation,” ucapnya lagi.
Walaupun mendapatkan harga gas komersial dari sektor hulu, pihaknya menyebut perusahaan tetap menjual harga gas jargas kepada konsumen jauh lebih murah dibandingkan harga gas tabung alias Liquefied Petroleum Gas (LPG).
“Sekarang ini, jargas mandiri kita melakukan business-to-business ya, komersial ya. Artinya harga yang kita ambil dari upstream itu harga komersial, tetapi jualannya, harga sales kita ke rumah tangga itu masih sekitar Rp6 ribu sampai Rp10 ribu, yang tentunya ini jauh lebih murah daripada harga LPG yang 12 kilo,” tandasnya.
Laporan: Ranny Supusepa